Spirit Of Banten : Edisi Ruang Publik yang Aman dan Nyaman
Kredit poto : bang djay,
ade, zetro dan dokumentasi bcc
Kota yang berkelas
dunia itu salah satu kriterianya adalah memiliki banyak Ruang Publik yang Aman
dan Nyaman. Minimal tiap kelurahan memiliki satu pusat kegiatan masyarakat yang
menjadi ruang publik untuk berinteraksi dan bersosialisasi.
Sejarah Peradaban Banten sejak jaman pra Hindu sampai jaman Kesultanan,
telah mengajarkan dan memberi contoh bagaimana membangun ruang publik yang bisa
dinikmati oleh masyarakat secara aman dan nyaman.
Di jaman pra Hindu
ada situs Cibedug sebagai ruang publik untuk berkomunikasi kepada Sang Pencipta
dan taman-tamannya untuk berinteraksi dan bersosialisasi antar sesama makhluk
hidup.
Kasepuhan Banten
Kidul di lereng Gunung Halimun dan Masyarakat Adat Wewengkon Kanekes di
Pegunungan Kendeng membagi kawasannya menjadi Lahan Tutupan, Titipan dan
Olahan. Dengan filosofi "Leuweung Hejo, Rakyat Ngejo", kawasan
tersebut menjadi surga dunia bagi masyarakatnya.
Begitu juga di masa
Kerajaan Salakanegara sampai dengan Kerajaan Padjadjaran. Alun-alun dan pasar,
menjadi simbol ruang publik tempat masyarakat berinteraksi dan bersosialisasi.
Berlanjut di masa
Kesultanan Banten sampai dengan kolonial, kemegahan dan keagungan ruang
publiknya diwakili oleh taman, alun-alun, danau dan bangunan ibadah yang sampai
saat ini masih bisa dinikmati. Kenyamanannya semakin bertambah dengan
ditanamnya pohon-pohon peneduh seperti pohon asem, mahoni, ambon, beringin dan
lain-lain.
Sekarang, di masa
yang serba digital dan penemuan nano teknologi, ruang-ruang publik yang aman
dan nyaman, akan menjadi salah satu prioritas yang utama untuk membahagiakan
masyarakat. Dari kebahagiaan ini akan muncul kecerdasan, kreativitas dan
inovasi yang bisa menunjang kesejahteraan masyarakat.
Inilah makna Spirit
of Banten untuk Ruang Publik Kota Serang yang merupakan gerbang peradaban
Banten.
#SpiritOfBanten #TheLandOfJawarahttps://www.youtube.com/edit?o=U&video_id=NSrqZnCkjvk
Comments