Spirit Of Banten : Edisi Dampu Awang, Karangantu dan Gunung Pinang ( Sebuah Dongeng di Pesisir Teluk Banten )
Fenomena Surutnya
Air Laut di Teluk Banten (9 Februari 2014)
Ini kejadian yang unik, dikala daerah di pesisir Utara Jawa mengalami
kenaikan permukaan air laut, justru di Teluk Banten airnya malah surut sejauh 1
km - 1.5 km. Apalagi ini musim hujan.
Mungkinkah ini dampak pemanasan global? Fakta-fakta yang ada, degradasi
lingkungan di Teluk Banten itu sudah sangat parah sekali, sedimentasi lumpur,
limbah, sampah sampai habisnya sabuk hijau yang hanya menyisakan kawasan yang
diapit oleh Saluran Karangantu dan Kali Cengkok. Bahkan sedimentasi lumpur itu
mengakibatkan salah satu pulau yang ada di Teluk Banten yaitu Pulau Dua atau
Pulau Burung telah tersambung dengan Pulau Jawa. Jadi di tahun 80an ke pulau
tersebut harus memakai perahu, sekarang bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Lebih parah lagi, dimasanya Bupati Serang ini, dilegalkanya penambangan pasir laut di Teluk Banten. Mungkinkah penambangan pasir ini membuka ruang palung laut yang ada di teluk Banten?
Lebih parah lagi, dimasanya Bupati Serang ini, dilegalkanya penambangan pasir laut di Teluk Banten. Mungkinkah penambangan pasir ini membuka ruang palung laut yang ada di teluk Banten?
Menurut penjelasan dari BMKG, ini fenomena alam yang diakibatkan oleh
gravitasi Bulan yang berada dalam garis yang terdekat dengan Matahari, juga
kemungkinan adanya longsoran yang terjadi di Teluk Banten. Jadi sudah dapat
dipastikan jika penambangan pasir laut di Teluk Banten itu memberikan dampak
lingkungan yang membahayakan dan mempercepat degradasi lingkungan yang
dampaknya akan dirasakan masyarakat yang hidup di pesisir Teluk Banten.
Karangantu, Dampu Awang dan Gunung Pinang
Di tempat surutnya air laut itu namanya Teluk Banten, secara geografis
sama dengan Teluk Jakarta, sama-sama di Laut Jawa. Jadi, kalau mau melihat
Ancol jaman dahulu, ya lihat saja Kawasan Karangantu itu. Dahulu, jaman
Kesultanan Banten menjadi pelabuhan internasional, tempat para saudagar dari
Timur Tengah, Asia dan Eropa. Jauh sebelum Islam masuk ke Banten, dikala
masanya Kerajaan Hindu Salakanagara, ada sebuah kisah di Teluk Banten yaitu
Karangantu, Dampu Awang dan Gunung Pinang.
Dampu Awang adalah seorang anak dari keluarga miskin di sekitar Teluk Banten, karena usahanya yang tidak kenal lelah, akhirnya dia jadi orang kaya raya. Dampu Awang sejak kecil sudah ditinggal mati bapaknya. Sekarang, diurus sama ibunya. Hidupnya benar-benar susah, mau makan saja ibunya harus bekerja siang malam jadi buruh kapal.
Dampu Awang adalah seorang anak dari keluarga miskin di sekitar Teluk Banten, karena usahanya yang tidak kenal lelah, akhirnya dia jadi orang kaya raya. Dampu Awang sejak kecil sudah ditinggal mati bapaknya. Sekarang, diurus sama ibunya. Hidupnya benar-benar susah, mau makan saja ibunya harus bekerja siang malam jadi buruh kapal.
Disaat Dampu Awang beranjak dewasa dan ibunya sudah tua renta, dia ingin
mengubah nasib. Dia lihat ibunya jadi buruh kapal, dan banyak sekali
kapal-kapal yg mampir di Teluk Banten. Kadang pemilik kapal itu seorang
saudagar yang mampir untuk transit atau berdagang. Singkat cerita Dampu Awang
ini berhasil menjadi pekerja kapal seorang saudagar, dan karena ketekunannya
dia bekerja, sang saudagar mengawinkannya dengan anak perempuan semata
wayangnya. Ketika saudagar itu meninggal, Dampu Awang lah yang menjalankan
usaha dagang mertuanya.
Bertahun-tahun Dampu Awang meninggalkan ibunya yang tua renta di Teluk Banten. Akhirnya pada suatu waktu kapal Dampu Awang terpaksa harus transit di Teluk Banten karena persediaan sembako dan BBM menipis. Begitu mengetahui ada kapal seorang saudagar yang mampir di Teluk Banten, ibu Dampu Awang berharap ada anaknya di kapal itu.
Bertahun-tahun Dampu Awang meninggalkan ibunya yang tua renta di Teluk Banten. Akhirnya pada suatu waktu kapal Dampu Awang terpaksa harus transit di Teluk Banten karena persediaan sembako dan BBM menipis. Begitu mengetahui ada kapal seorang saudagar yang mampir di Teluk Banten, ibu Dampu Awang berharap ada anaknya di kapal itu.
Selain itu, ini kesempatan warga pesisir untuk berdagang dan bekerja.
Akhirnya sang ibu menemukan anaknya yang bertahun-tahun tidak pulang. Sambil
takjub melihat Dampu Awang ditemani seorang perempuan yang cantik jelita dengan
baju yang sangat mewahhhh, dan sang ibupun memanggil dengan lirihnya. . . .
Dampu Awang . . *&%#@-+(),;:'""!.
Dampu Awang terdiam mendengar suara yang amat dia kenal, amat dia
rindukan. Istrinya Dampu Awang heran melihat perubahan sikap suaminya, . . . .
ada apa Kanda? siapa yang kau lihat? Di sinilah terjadi perang di hati Dampu
Awang. Dia rindu sama ibunya yang sudah lama ditinggalkan, tapi dia tidak ingin
ketahuan berbohong pada istrinya tercinta, karena dulu dia bilang sebatang
kara.
Nah apa yang Dampu Awang putuskan pada saat itu? diantara dua wanita
yang sama-sama dicintai. Dibelakangnya ada Teluk Banten, di depannya ada
daratan yang hijau. Kenapa sekarang kawasan Teluk Banten itu disebut
KARANGANTU. Di depannya ada sebuah gunung berbentuk perahu dan disebut GUNUNG
PINANG. dihatinya dia bergejolak " tidak! dia ibuku, ibu yg sangat ku
rindukan, dan dia juga istriku, istri yang selama ini menemaniku!
Akhirnya dampu awang memutuskan untuk meninggalkan kedua-duanya.
Diambillah perahunya dan pergi berlayar kembali. Inilah yang membuat kecewa ibu
dan istrinya. Jika ibunya meskipun kecewa tidak mendapatkan jawaban, tetap
mendoakan keselamatannya. Sedangkan istrinya bersumpah supaya Teluk Banten ini
airnya surut.
Akhirnya do'a ibunya dan sumpah istrinya dikabulkan, Teluk Banten airnya tiba-tiba surut, perahu Dampu Awang terpental dan jadilah GUNUNG PINANG. Tapi Dampu Awangnya selamat dan. . . . .dia terdampar di tengah teluk yg surut, disitulah mulai terlihat batu-batu karang, makanya disebut KARANGANTU yang artinya batu karang, bukan karang hantu yaaaa. Dan jadilah batu-batu karang itu sekarang menjadi pulau-pulau yang ada di Teluk Banten, ada pulau tunda, pulau panjang, pulau munja, pulau dua, pulau burung, pulau lima dan lain-lain.
Akhirnya do'a ibunya dan sumpah istrinya dikabulkan, Teluk Banten airnya tiba-tiba surut, perahu Dampu Awang terpental dan jadilah GUNUNG PINANG. Tapi Dampu Awangnya selamat dan. . . . .dia terdampar di tengah teluk yg surut, disitulah mulai terlihat batu-batu karang, makanya disebut KARANGANTU yang artinya batu karang, bukan karang hantu yaaaa. Dan jadilah batu-batu karang itu sekarang menjadi pulau-pulau yang ada di Teluk Banten, ada pulau tunda, pulau panjang, pulau munja, pulau dua, pulau burung, pulau lima dan lain-lain.
Setiap istrinya rindu Dampu
Awang maka Teluk Banten itu airnya akan surut dan memperlihatkan batu-batu
karang yang telah tersusun menjadi pulau-pulau. Tetapi setiap ibunya menangis
teringat Dampu Awang maka Teluk Banten itu akan pasang lagi airnya untuk
memberi kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di pesisir Teluk Banten.
https://www.youtube.com/playlist?list=PLrOL3iBm5pVLu_KmpFwhcF--bsMbs9SaM
Comments