Spirit Of Banten : Edisi Ramadhan, Masa Kecilku di Serang bagian 1
Tahun 80 an sampai 90 an, saya
bersyukur bisa menikmati Ramadhan di Kampung Kebaharan Kota Serang Banten. Saat
itu masih sekolah dasar sampai menengah atas. Ramadhan di Kampung Kebaharan,
tergolong unik dan seru serta menjadi gambaran dari kampung-kampung yang ada di
Serang pada masanya.
Sholat tarawihnya 23 rakaat, tetapi
tidak terasa lama, karena imamnya cerdas membawa sholatnya enak diikuti,
seperti bacaan suratnya syahdu dan cepat. Di tambah lagi semangat jamaahnya
yang bersholawat dengan lantang setiap habis 2 rakaat.
Setelah Sholat Tarawih, kami biasa
main tembak-tembakan, anggar pake tangan, gobag sodor dan bebentengan. Semua
permainan itu membuat kami bergembira dan bahagia menjalani puasa di bulan
Ramadhan.
Permainan tembak-tembakan adalah
permainan yang paling seru dan menegangkan. Tapi, permainan ini tidak
menggunakan senjata, meskipun namanya tembak-tembakan. Di bagi menjadi dua
kelompok yang terdiri dari minimal 5 orang. Kemudian, masing-masing komandannya
suit untuk menentukan kelompok mana yang bertahan di daerah dan waktu yang
telah disepakati. Setelah itu, kelompok yang satu lagi melakukan penyerangan.
Tembak-tembakannya dengan menyebut nama dan posisinya. Contoh, jika kelompok
yang bertahan melihat seorang dari kelompok yang menyerang dan tahu posisinya,
tinggal diteriakkan nama dan posisinya sehingga orang tersebut harus keluar
dari permainan karena sudah tertembak. Atau jika tidak tahu namanya, maka harus
di towel, berarti harus didekati dengan cara yang tidak diketahui oleh musuh.
Kelompok si A dikatakan menang jika kelompok si B sudah tertembak semua, begitu
pun sebaliknya.
Permainan tersebut sangat
seru dan menegangkan, karena dibutuhkan strategi dan nyali yang sangat besar.
Kelompok yang bertahan, biasanya menempati tempat-tempat yang angker dan sulit
diketahui seperti di atas pohon, bangunan kosong, kandang dan areal pemakaman.
Semuanya membutuhkan strategi yang pas dan nyali yang besar, juga waktu yang
lama, sehingga permainan tersebut maksimal tiga kali dimainkan sampai dengan
menjelang waktu sahur. Untuk yang sudah tertembak, biasanya menunggu di Masjid
sebagai titik permulaan permainan dan diisi dengan tadarusan baca alqur'an
bergantian yang dibantu dengan pengeras suara di Masjid. Ada juga yang keliling
kampung sambil membunyikan kentongan, kaleng bekas yang dijadikan bedug memakai
kertas semen yang diberi aci atau membunyikan tiang listrik sambil berteriak
sahur sahur sahur untuk membangunkan warga.https://www.youtube.com/channel/UCnif-azGVIuo_xOYHUgtbAA
Comments