Posts

Showing posts from January, 2020

Merubah Rumah Type 36 jadi memiliki 4 Kamar Tidur, 3 Taman, Garasi untuk 2 Mobil, 2 Teras, 1 Ruang Tamu, Ruang Makan, Dapur dan 3 Toilet, Ada Kolam dan Resapan Airnya juga

Image
Link Video EcoHouse Nusaloka Ini sebetulnya proyek 9 tahun yang lalu dan sekarang masih sesuai dengan zaman yang serba online. Rumah ini merupakan pengembangan dari rumah type 36 dengan luas lahan hanya 6 m x 12 m. Konsep pengembangan rumahnya adalah tidak mengganggu jalan lingkungan, air hujan yang terbuang di saluran lingkungan hanya sedikit, tidak membuang sampah anorganik dan hemat energi tanpa AC. Secara umum, konsepnya ramah lingkungan sehinggga dinamakan EcoHouse Nusaloka. Di lantai dasar terdapat garasi yang bisa menampung 2 mobil, 1 sepeda motor dan 1 sepeda bambu, sehingga kendaraan bermotor tidak ada yang diparkir di pinggir jalan lingkungan. Ada 1 kamar tidur, 1 toilet, 1 ruang serba guna, 1 taman dan 2 tangga untuk akses ke lantai 1. Di bawah tangga belakang, terdapat tempat untuk meresapkan air hujan yang jatuh dari void, cucuran atap dan talang air. Di taman depan, terdapat kolam untuk menampung air hujan dan 1 rumpun bambu. Fungsi rumpun bambu, salah satunya

Merawat Bambu, Alam jadi Seimbang, Rakyat jadi Berdaya dan Mandiri

Image
Pagi itu, mentari masih belum memancarkan sinarnya. Terhalang oleh kabut yang berlipat menyelimuti Gunung Wangi, lereng sebelah Barat Gunung Ciremai. Hanya sedikit polusi udara, air, tanah dan sampah visual. Sebagian besar adalah bentang alam lereng pegunungan dari mulai jalanan kecil yang mulus, sawah sampai hutan bambu betung. (Baca : Harum Semerbak Wijayakusuma di Gunung Wangi ) Adalah Mang Puloh, satu dari beberapa warga Desa Gunung Wangi yang menggantungkan hidupnya dari merawat bambu. Baginya, bambu adalah  pusaka alam semesta yang mampu menjaga keseimbangan alam dan  sumber kehidupan. Kesabarannya dalam merawat bambu, menjadikan Mang Puloh di awal tahun 2020 ini sebagai orang yang paling sibuk dalam membuat bilah bambu. Mang Puloh dapat pesanan jutaan bilah bambu untuk dikirim ke luar negeri. Tahun ini, Desa Gunung Wangi akan berubah menjadi Desa yang Berdaya dan Mandiri dengan bambu betung yang dimilikinya. Tidak hanya itu, potensi alam dan suasana kehidupan desan

Di Balik Riuhnya Pabrik Kertas Indah Kiat, Terdapat Tangan-Tangan Halus Penganyam Bakul Bambu

Image
Tegal Maja adalah nama sebuah desa di Kecamatan Keragilan Kabupaten Serang Provinsi Banten. Akses paling cepat, dari tol Tangerang Merak, keluar di Ciujung Keragilan, lalu belok kiri ke jalan raya Jakarta Serang dan belok kanan ke jalan Sentul. Kira-kira 5 km dari dari mulai jalan Sentul itulah Desa Tegal Maja berada, berbatasan langsung dengan Kawasan Industri Pabrik Kertas PT. Indah Kiat. Desa dengan luas 104 ha dan jumlah penduduk 4905 jiwa (968 KK), hampir tiap rumahnya adalah penganyam bakul bambu. Namun sayangnya, yang menganyam bakul bambu itu semuanya para orang tua. Generasi mudanya banyak yang memilih menjadi buruh pabrik. Selain itu, nilai jualnya pun tidak sebanding dengan rumitnya cara pembuatan bakul bambu. Apalagi prosesnya dari mulai membuat iratan sampai bakul itu jadi dibuat secara manual menggunakan tangan-tangan para orang tua, tapi hasilnya halus sekali. Untuk membuat bakul sebanyak 4 buah, dibutuhkan waktu dari pagi sampai sore, terkadang sampai malam. Bah

Serunya Memberdayakan Ikan Terapi

Image
Berawal dari keinginan untuk menangani masalah nyamuk di Eco House Nusaloka (EHN) BSD, berakhir dengan serunya memberdayakan Ikan Terapi. Salah satu penyebab banyaknya nyamuk di EHN, adalah jentik-jentik yang ada di kolam penampungan air hujan. Oleh karena itu dibutuhkan hewan yang bisa memakan jentik, yaitu ikan, dan dipilihlah jenis ikan untuk terapi supaya bisa dimanfaatkan untuk terapi tangan dan kaki. Ternyata ikan terapi ini bukan ikan Indonesia. Nama ikannya Garra Rufa, nama yang keren, berasal dari Turki. Di Indonesia dikembangbiakkan dan di ekspor ke negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan sebagian Benua Amerika. Sedangkan di Turki sendiri sudah dilarang ekspor untuk menjaga habitat ikannya. Ikan Garra Rufa di pasaran berukuran panjang kepala - ekor 1" (2-3 cm) dan 1,5" (3-4 cm), berumur kurang lebih 2-4 bulan. Ikan ini siap jadi indukan ketika berumur 1 tahun ke atas. Ukuran ikan yang ideal untuk mulai dipakai terapi adalah ukuran 1,5" dengan umur ikan

Cibedug, Perjalanan Spiritual dan Pesona Peradaban Atlantis di Lereng Gunung Halimun

Image
Hujan gerimis menyambut kami kala mengawali jalan kaki menuju Cibedug Kasepuhan Banten Kidul. Waktu 5 jam menuju Cibedug dari Citorek Tengah memberikan kesan yang sangat mendalam, terutama anak saya iLaLang Jagad Boemi Syuhada (Alang) yang baru melakukan jalan kaki pertama kali dengan medan yang sangat ekstrim. Saat mau berangkat pun, Pak Jarot, Jaro Citorek Tengah sudah mewanti-wanti supaya Alang jangan ikut, ditambah lagi hujan gerimis. Namun saya tetap mengajaknya sebagai pengalaman berharga untuk bekal hidup nanti dan Alang pun sangat antusias untuk mengikuti adventure ini karena ingin melihat situs zaman purba yang sebelumnya sudah diceritakan. Sepanjang perjalanan, saya bercerita tentang kearifan lokal Kasepuhan Banten Kidul seperti pengaturan ruang kawasannya yang memiliki pola tanah titipan, tanah tutupan dan tanah olahan. Juga upacara adat ‘Seren Taun’ dan ‘Leuit’ tempat menyimpan padi hasil panen. Saat memulai perjalanan, Alang saya ambil potonya dengan background

Cara Alam Menyeimbangkan Lingkungannya kembali

Image
Video Drone Bencana Lingkungan Lebakgedong Hari ini, Rabu 8 Januari, saya sempatkan untuk pergi ke Lebak Gedong. Salah satu daerah di Kabupaten Lebak Provinsi Banten yang terkena bencana lingkungan tanah longsor dan banjir bandang. Berbeda dengan para dermawan lainnya dalam memberikan bantuan bagi korban bencana lingkungan, saya memberikan 'Cuka Bambu' sebanyak kira-kira 40 liter. Cuka Bambu atau disingkat CB adalah cairan serba guna yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan di lokasi bencana, seperti untuk pengobatan, pengawetan, memasak dan pembersih. Cairan CB ini sangat aman untuk lingkungan dan food grade karena dibuat dari asap pembakaran bambu yang dicairkan melalui proses destilasi. Sekitar jam 11 siang, saya sampai di Cipanas, tempat posko-posko bantuan bencana yang relatif aman dan dekat dengan akses daerah yang terkena paling parah di Lebak. Posko yang saya singgahi adalah posko Pokja Relawan Banten. Di posko ini, saya jelaskan manfaat dan cara menggu

Sudah Saatnya Kota-Kota di Indonesia Membangun Sistem Pengendalian Air Hujan

Image
Bencana lingkungan yang terjadi di hari pertama tahun 2020 menjadi bukti nyata bahwa kota-kota di Indonesia ini lemah dan rentan sekali terhadap bencana. Banjir, tanah longsor dan kekurangan air bersih setiap tahun selalu terulang dan bertambah parah. Penyebab utama dari bencana lingkungan itu adalah karena kita tidak bisa mengendalikan yang namanya AIR dan kotanya tidak memiliki sistem pengendalian air hujan yang terintegrasi. Secara alamiah, air hujan itu turun dari awan ke bumi. Kemudian mengalir ke tempat yang lebih rendah. Mengisi ruang-ruang yang kosong dan cekungan-cekungan. Jika air hujan tersebut menemui hambatan, baik itu karena tidak bisa mengalir maupun tempatnya sudah jenuh, maka air itu akan terus mencari tempat-tempat yang bisa menampungnya, bahkan dengan energi aliran yang sangat cepat sekali. Jadilah air itu bisa menyebabkan tanah longsor, jembatan roboh, bangunan ambruk dan menghanyutkan semua benda-benda yang ada di depan alirannya. Itulah yang kita sebut se

Sistem Memanen Air Hujan (SMAH) bisa jadi Solusi Paling Efektif untuk Menanggulangi Banjir

Image
Awal tahun baru 2020 dibuka dengan bencana lingkungan seperti banjir bandang, banjir dan tanah longsor dibeberapa daerah yaitu Jabodetabek dan Lebak. Ini adalah bencana yang diakibatkan keserakahan manusia dan salah urus tata kota para pemimpinnya. Benteng-benteng alam seperti bukit, gunung dan hutan yang berada di hulu, habis dieksploitasi tanah, batu dan pepohonannya. Akibatnya, pada saat turun hujan, tidak adalagi yang bisa menahan air hujan. Semuanya mengalir ke bawah dan menjadi genangan jika melalui cekungan. Sedangkan di hilir, sungai dan danaunya mengalami pendangkalan dan perkerasan sehingga air hujan sulit meresap di dalam tanah. Jadilah banjir, bahkan banjir bandang! Sangat mengerikan! Solusinya, adalah buat SMAH di hulu dan di hilir. Prinsip kerjanya adalah, air hujan pada saat jatuh ke tanah, akan menjadi air permukaan yang secara alami mengalir ke tempat yang lebih rendah. Oleh karena itu di daerah yang lebih rendah tersebut ditanam watertank untuk men