Serunya Memberdayakan Ikan Terapi
Berawal dari keinginan untuk menangani masalah nyamuk di Eco House Nusaloka (EHN) BSD, berakhir dengan serunya memberdayakan Ikan Terapi.
Salah satu penyebab banyaknya nyamuk di EHN, adalah jentik-jentik yang ada di kolam penampungan air hujan. Oleh karena itu dibutuhkan hewan yang bisa memakan jentik, yaitu ikan, dan dipilihlah jenis ikan untuk terapi supaya bisa dimanfaatkan untuk terapi tangan dan kaki.
Ternyata ikan terapi ini bukan ikan Indonesia. Nama ikannya Garra Rufa, nama yang keren, berasal dari Turki. Di Indonesia dikembangbiakkan dan di ekspor ke negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan sebagian Benua Amerika. Sedangkan di Turki sendiri sudah dilarang ekspor untuk menjaga habitat ikannya.
Ikan Garra Rufa di pasaran berukuran panjang kepala - ekor 1" (2-3 cm) dan 1,5" (3-4 cm), berumur kurang lebih 2-4 bulan. Ikan ini siap jadi indukan ketika berumur 1 tahun ke atas. Ukuran ikan yang ideal untuk mulai dipakai terapi adalah ukuran 1,5" dengan umur ikan 3-4 bulan. Umur ikan tersebut sekitar 4-6 tahun dengan ukuran maksimal sejempol tangan orang dewasa atau sekitar 12-14 cm.
Serunya adalah, setelah mendapatkan distributor ikan Garra Rufa, ternyata tidak cukup disimpan di kolam, tetapi harus dilengkapi sarana dan prasarana pendukungnya. Maklum, sebagai orang yang awam dunia perikanan, hal tersebut sangat merepotkan. Untungnya distributor ikan tersebut memberikan clue bahwa semua sarana dan prasarananya ada di toko ikan hias. Jadi, setelah mencari distributor ikan terapi, sekarang harus mencari toko ikan hias di daerah Tangerang Selatan. Waktunya hanya 5 jam, karena besok paginya ikan tersebut harus dilepaskan dan diberi makan.
Seperti biasa, Mbah Gugel jadi andalan. Dari mulai mencari toko ikan hias sampai rute jalan tercepatnya. Ternyata, tempatnya jauh-jauh dari Nusaloka, seperti Pamulang dan Ciputat. Dicoba dicari sepanjang jalan Serpong, tetap tidak ketemu. Hasil pencarian ada yang terdekat, yaitu di samping BSD Plaza, setelah sampai di lokasi, bentuknya hanya tempat parkiran mobil dan pagar, 🥴.
Akhirnya, diputuskan pulang ke Nusaloka dahulu untuk ishoma. Eh, teman yang dahulu tinggal di Nusaloka kan punya aquarium ikan hias, pasti dia tahu toko terdekatnya. Hasilnya, dia kasih tahu ada di dekat lampu merah Pasar Modern jalanan ke arah RS. Bunda Dalima. Waktu menunjukkan pukul 15.30, cuaca gerimis saat menelusuri jalanan yang mengarahkan keberadaan toko ikan hias. Sampai jalan kaki dan mendapatkan petunjuk lagi dari penjaga toko taman, tidak pernah ditemukan yang namanya toko ikan hias di sekitaran Nusaloka. Hampir putus asa karena sudah mau jam 17 dimana semua toko-toko yang di ruko akan tutup.
Dicoba lagi mencari di Mbah Gugel, dapatlah lokasi di sekitar Ruko Melati Mas. Langsung tancap gas ke arah tersebut, tiba-tiba teringat hasil pencarian yang lain bahwa di jalanan menuju Ruko Melati Mas ada toko ikan Koi, tepatnya di deretan toko-toko sebelah Soto Pak Mamat. Alhamdulillah akhirnya dapat juga sarana dan prasarana untuk terapi ikan yaitu pompa, oksigen buatan dan jaring. Filter air diputuskan buat sendiri karena harganya di atas 1 juta jika beli di toko tersebut. Yah, rezeqi ini disaat toko mau tutup jam 5 sore.
Dan ternyata masalahnya tidak selesai di situ. Saat tiba di Nusaloka, banyak lagi pertimbangannya jika ikan terapi ini dilepaskan di kolam penampungan air hujan. Pertama, rumah ini tidak ada yang menunggu, jadi kalau ada yang mencuri sarana dan prasarananya gimana? Kedua, kolamnya tidak ada pembuangan, jadi kalau hujan terus, airnya meluap, ikannya bisa terlempar ke tanah dong, nanti mati!
Dua pertimbangan itulah yang akhirnya diputuskan, semuanya dibawa ke rumah di Jakarta. Dan, ini yang tidak kalah serunya membuat terapi ikan yang bisa dipindah-pindah tempatnya, seperti dalam link video ini :
Membuat Mobile Terapi Ikan
Membuat Mobile Terapi Ikan
Comments