Posts

Showing posts from October, 2019

Kurungan Ayam dari Tanah Jawara yang Mendunia

Image
Di Indonesia, bambu selalu identik dengan simbol kemiskinan. Seperti gedek, ajir, kandang ayam, kurungan ayam dan lain-lain. Tapi, ditangan pegiat bambu dari Akademi Bambu Nusantara bernama Hidayatullah, kurungan ayam dari bambu ini telah mendunia dan sudah ditonton puluhan ribu orang. https://youtu.be/bX4e9oN9x9o Kurungan ayam yang dibuat oleh Hidayatullah ini tidak seperti kurungan ayam pada umumnya. Bentuknya unik dan eksotik k arena ada seni menganyamnya. Selain itu, kurungan ayam ini secara konstruksi sangat kuat sekali meskipun tanpa dipaku dan menggunakan kawat. Bahkan jika kita duduk atau berdiri di atasnya, tidak akan melendut atau patah. Dan, yang lebih mengagumkannya lagi, kurungan ayam ini dibuat dari bambu yang beliau tanam 5 tahun lalu di pinggir kali Cibanten. Bambu, dari simbol kemiskinan menjadi simbol kreativitas dan bisa menjadi Mata Air kehidupan.

Rudat, Kesenian Tradisional Khas Banten yang Dibangkitkan Kembali

Image
(Copas dari Makalah Antropologi (Pembimbing) Dosen Untirta seorang Sahabat Iman Teguh Prasetya) Rudat adalah kesenian tradisional khas Banten yang merupakan perpaduan unsur tari, syair shalawat, dan olah kanuragan yang berpadu dengan tabuhan terbang dan tepuk tangan. Rudat terdiri dari sejumlah musik perkusi yang dimainkan oleh setidaknya delapan orang penerbang (pemain musik ) yang mengiringi tujuh hingga dua belas penari. Menurut beberapa tokoh Rudat, nama Rudat diambil dari nama alat yang dimainkan dalam kesenian ini. Alat musik tersebut berbentuk bundar yang dimainkan dengan cara dipukul. Seni Rudat mulai ada dan berkembang pada masa pemerintahan Sinuhun Kesultanan Banten II, Pangeran Surosowan Panembahan Pakalangan Gede Maulana Yusuf (1570-1580 M). Tidak banyak yang mengetahui siapa yang menciptakan kesenian ini, karena sekarang sesepuh yang mengetahui seluk-beluk Rudat sangat sedikit bahkan sebagian sudah meninggal. Naskah yag berisi sejarah Rudat dan nila

Perjalanan ke Tubaba

Image
Karya : Ilalang Jagad Boemi Syuhada Saya kemarin ke Lampung , saya ke Lampung naik Kapal Ferry Eksekutif, di atas sana tdk terlalu ramai. Dan Saya tidur di dekat permainan Anak-anak, saya menunggu 1 jam 20 mnt pas sudah sampai di pelabuhan. Perjalanan ini saya naik mobil, nah daerah pelabuhannya namanya Bakau heni..                                     Dengan tdk sadar sudah sampai di Tubaba. Saya ke cottage disitu unik ada Elang yang gagah perkasa saya suka sekali dengan Elang,langsung saya deketin  tpi tidak sedeket itu beda 4cm doang,saya liat bangunan bamboo yang bapak saya bangun dari 1 bulan yg lalu lalu saya liat bangunan mtq trus saya tidur sampai pagi saya lang sung makan pagi dan saya di tinggalin bapak saya;v skik dah. Saya bangun hari saptu sambil main roblox main mad city sambil nunggu jam 10:00 pas jam 10 saya bilang bah mandi di sungai yuk “ok” bapak saya bilang katanya ajak tukang klo udh finising saya ke mobil hias nah gk selesai selesai langsung di tinggal la

Lambu Kibang, Kecamatan Paling Kaya di Indonesia

Image
Lambu Kibang adalah kecamatan terkaya di Indonesia. Penduduknya ada 21.582 orang. Setiap penduduk rata rata punya uang di bank Rp. 2 Miliar. Lantas mengapa dia menjadi kecamatan terkaya di Indonesia? Ketika tahun 2012 san, harga karet dunia terus mengalami penurunan, banyak penduduk kampung yang beralih profesi dan menjual lahan-lahan perkebunan karetnya. Bupati memberikan tawaran kepada penduduk kampung " Apa yang orang kota lakukan , kita bisa juga lakukan di kampung. Reformasi ekonomi Jokowi dengan Nawacitanya tidak hanya memberikan kesempatan kepada kota untuk maju, juga kepada kampung. Berkat dukungan kaum ahli dari  kota dan universitas yang memberikan binaan kepada pejabat kampung, 10 kampung di Kecamatan Lambu Kibang membuat perencanaan yang menyeluruh dari segala aspek. Apa yang ditawarkan Bupati kepada penduduk kampung? Membentuk badan usaha dan setiap penduduk menyetor hartanya berupa tanah dan lain lain sebagai saham.  Saham ini dimanfaatkan u

Kolecer Angin Para Dewa

Image
Kolecer bagi petani Sunda dan Parahyangan adalah sebuah hiburan saat berladang. Ketika angin berhembus, kolecer akan mengeluarkan bunyi unik yang membuat suasana dari sunyi menjadi ramai.  Selain untuk hiburan, bunyi kolecer dipercaya bisa meningkatkan hasil tanaman di ladang. Zaman dulu, kolecer merupakan media penanda aksi Para Dewa dalam menjaga Bumi. Kolecer akan berputar ketika ada angin berhembus. Putarannya akan bertambah kuat, ketika angin bertambah kencang. Tapi kolecer akan berhenti secara tiba-tiba, kemudian berputar lagi. Ini merupakan ajaran luhur bagi manusia, bahwa kita harus berhenti sebentar untuk intropeksi dan merenung sesukses apapun hidup kita. Baru setelah itu kita bisa melanjutkan kembali meraih kesuksesan hidup yang baru. Bagi saya, seorang Petani Milenial, kolecer adalah musik alam kehidupan manusia. Bunyinya yang unik dan khas bisa sebagai patokan aktivitas bertani yang baik dan benar. Ada waktunya untuk cepat, lambat bahkan berhenti. Kolecer a

Standardisasi untuk Peningkatan Daya Saing Produk Bambu dan Rotan Nasional dalam Perdagangan

Image
Dalam rangka Bulan Mutu Nasional 2019, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan Seminar Bambu dan Rotan dengan tema “Standardisasi untuk Peningkatan Daya Saing Produk Bambu dan Rotan Nasional dalam Perdagangan”. Pengembangan Standar ISO dan Standar Internasional Indonesia (SNI) Komoditas Bambu Oleh : Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal   Partisipasi Indonesia dalam Pengembangan Standar Internasional Oleh : Ketua Komtek 65-12 Bamboo and Rattan Perdagangan Internasional dan Nasional Komoditas Bambu dan Rotan Oleh : Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan Prospek Pemanfaatan Komoditas Bambu, Produk dan Turunannya Oleh : Perpubi Prospek P