Taksonomi Cemanggeng, Bambu Asli Sumatera, Hidup di Rawa dan Pas untuk Sedotan
Akhirnya, dapat juga Bambu Cemanggeng yang sudah lama diincar untuk dibibitkan. Bambu Cemanggeng merupakan salah satu jenis bambu asli Sumatera Indonesia yang hidup di rawa-rawa. Batangnya kecil dengan lapis lilin dan berwarna hijau agak gelap dengan diameter sekitar 0.5 cm sampai 2 cm. Ruasnya panjang sekitar 10 cm sampai 30 cm. Sangat pas sekali sebagai bahan baku sedotan. Buku-buku nya dikelilingi bulu-bulu halus berwarna putih. Di tiap ruasnya yang masih muda, terdapat kelopak yang ujungnya meruncing berbentuk segitiga dan ada bulu-bulu hitamnya. Meskipun batangnya kecil, bambu ini memiliki daun yang besar seperti umumnya bambu yang berbatang besar. Warna rebungnya hijau gelap dengan bentuk ujungnya seperti tombak.
Banyak kejadian aneh untuk mendapatkan Bambu Cemanggeng ini. Berawal dari pesan Bunda Bambu Indonesia, Ibu Elizabeth A. Widjadja, bahwa ada bambu asli Sumatera di pinggir jalan raya lintas Timur Sumatera, dekat dengan Kawasan Peternakan Sapi, wilayah Gunung Sugih Lampung Tengah. Posisinya sebelah kanan sebelum jembatan dari arah Bandar Lampung. Hidupnya di sempadan sungai, jadi ketika musim hujan tergenang. Dari informasi tersebut, didapatlah titik koordinatnya setelah sebelumnya memastikan dulu kebenarannya. Pertama kali melihat, tidak bisa langsung diambil karena posisinya di genangan air. Jadi hanya bisa didokumentasikan saja melalui foto dan video. Untuk memastikan bahwa itu bambu cemanggeng, dokumentasinya dikirimkan ke Bunda Elizabeth. Alhamdulillah, betul itu merupakan Bambu Cemanggeng. Namun anehnya, berkali-kali bolak-balik lewat jalan tersebut, itu bambu belum berhasil diambil bibitnya. Bahkan sampai membawa pasukan dari TuBaBa dengan peralatan lengkap seperti linggis dan sepatu bot. Tetap saja bambunya ada kendala, terakhir pada saat sudah dekat lokasi, kira-kira 100 m, kita malah terjebak macet. Terpaksa jalan memutar dan begitu sampai di lokasi, waktu sudah menjelang malam. Jadi gagal lagi untuk mendapatkan bambu tersebut.
Nah, sebelum mendapatkan bibitnya pun, kami sampai bolak-balik melewati lokasi tersebut dan tidak menemukan Bambu Cemanggeng yang sudah ditandai lokasinya. Sampai akhirnya kami memutuskan napak tilas perjalanan pertama kalinya menemukan bambu tersebut. Dan akhirnya, Bambu Cemanggeng berhasil ditemukan dan diambil bibitnya.
Comments