Liburan Sehat di Kampung Bagian Pertama



Gonzlengan Zaman Now
Di penghujung tahun 2017 ini, saya bawa anak-anak untuk liburan di kampung halaman yang jauhnya hanya kira-kira 75 km dari Jakarta. Tepatnya di Kampung Kecantilan dan Pesisir Teluk Banten Kota Serang Banten.
Hari pertama kami menginap di rumah K'oji di Kampung Kecantilan. Rumah dengan lahan seluas 2000 m2 ini pada tahun 2015 dijadikan sebagai Akademi Bambu Nusantara pertama di Indonesia dan Dunia. Sebelum maghrib, kami baru sampai dengan welcome food nya adalah Bakso buatan Ibu Maesaroh istrinya K'Oji. Baksonya diracik secara tradisional dengan menggunakan rempah-rempah pilihan yang dipercaya sangat baik bagi kesehatan untuk menciptakan rasa dan aroma yang khas. Kuahnya juga segar sekali, untuk makan siangnya bisa dicampurkan lontong yang dibuat sendiri dengan menggunakan beras pilihan yang bermutu tinggi. Malamnya kami undang teman-teman komunitas dan kawan-kawan main dari Kampung Kebaharan tempat saya lahir dan sekolah sampai SMP kelas satu.
Dulu, setiap kami kumpul, selalu ada aktivitas pembukanya seperti mengumpulkan ikan yang mabuk akibat diportas dari saluran irigasi yang disebut 'kekulung' siang sampai sore hari. Nah malamnya, ikan-ikan yang dikumpulkan seperti betik, sepat, bayong dan belarak itu dimasak dan dimakan rame-rame di atas daun pisang bersama nasi liwet dan sambal. Tradisi tersebut dinamakan 'gonjlengan'. Sambil nunggu masak, biasanya kami main gaple, remi dan catur. Tentunya permainan itu selalu diiringi dengan kejahilan masing-masing pemainnya. Ada yang dicorat coret mukanya dengan belao, atau diganduli bata untuk yang kalah. Kadang telinganya dijepit memakai jepitan buat ngejemur pakaian. Wah bahagia sekali zaman old!
Nah kebahagian zaman old itu ingin kami ulangi lagi di zaman now. Tradisi gonjlengannya masih sama, hanya ikannya bukan hasil mortas di kekulung, tapi hasil mancing di kolam ikan K'oji. Meskipun hanya ikan mas, sudah cukup untuk dinikmati oleh kami yang ber sepuluh. Sambil nunggu masakannya siap, edukasi tentang bambu saya sampaikan sambil menunjukkan contoh produk bambu seperti peci, topi, gelas, piring, sendok, termos, mug, tas, bambu press dan teh daun bambu.
Mereka semua merasa senang sekali dengan produk-produk bambu yang dihasilkan oleh para pegiat bambu di ABN. Ada yang narsis menggunakan topi dan peci bambu kemudian di posting di sosial media. Bahkan ada yang tertarik untuk dijual kembali dan dipasarkan di Kota Serang. Akhirnya, malam pertama liburan ini ditutup dengan tradisi gonjlengan zaman now.











Comments

Ravenna said…
Keren Das liburan ala jadul. Cuma rada khawatir soal makan ikan yg sudah kena potas bukannya beracun ya? Aniwei, makasih udah share cerita2 seru.

Popular posts from this blog

Pepadone Wong Serang, Kamus Base Jawe Serang

Legenda Desa Gunung Malang

Tanah-Tanah Strategis di Kota Serang