Menjaga Lingkungan itu Berat, cukup Menanam Bambu saja!
Apa yang ada dalam pikirannya mengenai
bencana lingkungan yang diakibatkan oleh desain-desain arsitek? Bencana
lingkungan yang terjadi dari dulu sampai sekarang, porsi besarnya adalah para pelaku dunia konstruksi, khususnya arsitek!
Contoh paling sederhana adalah pembangunan
hunian untuk memenuhi 1 juta kebutuhan rumah layak huni dan terjangkau per
tahun bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Mulailah sang arsitek
mendesain, dari mulai gubahan masa, kebutuhan ruang sampai ke spesifikasi bahan
material (alur ini berbeda-beda tergantung sang arsitek nya).
Jadilah desain hunian tersebut dengan
speknya :
1. Pondasi menggunakan
pondasi batu kali dan adukan semen.
2. Sloof, kolom, balok,
plat menggunakan beton tulangan besi.
3. Dinding menggunakan
batu bata atau batako.
4. Kusen pintu jendela,
engsel dan kunci menggunakan kayu kelas II atau aluminium dan kaca serta logam.
5. Lantai menggunakan
keramik kw II.
6. Plafond menggunakan
rangka kayu dan gypsum.
7. Rangka atap
menggunakan baja ringan dan penutup genteng metal.
8. Kamar mandi
menggunakan closet duduk, kran shower dari logam dan ember plastik serta
septictank.
9. Sumber listrik dari
PLN dengan daya 900 kWh.
10. Sumber air dari
zetpump yang ditampung menggunakan tanki kapasitas 500 liter.
Untuk memenuhi sejuta rumah MBR
dibutuhkan (kurang lebih) :
1. Pasir 10 juta m2
2. Batu bata 11,55 milyar
buah
3. Beton 4 juta m3
4. Rangka atap baja
ringan 80 juta m2
5. Atap genteng metal 125
juta lembar
6. Nok genteng metal 24
juta lembar
7. List plank 55 juta m
8. Keramik 52 juta m2
9. Kusen Pintu Jendela 400
ribu m3 kayu
Nah, tahukah anda, bahwa
material-material bangunan yang ada di spesifikasi desain rumah di atas
sumbernya dari mana? Ternyata, sumbernya dari benteng-benteng alam yang ada di
Indonesia, yaitu bukit dan hutan.
Bukit-bukit di gali untuk di ambil batu,
pasir dan tanah dijadikan semen dan material buat beton, logam, kaca, keramik
dan marmer. Adakah dari para pelaku dunia konstruksi, khususon arsitek yang
mendesainnya menanam bukit, batu dan tanahnya?
Hutan-hutan yang memiliki pohon-pohon
usia puluhan bahkan ratusan tahun, habis ditebang untuk dimanfaatkan kayunya
menjadi kusen pintu jendela lantai dinding panel furniture dan lain-lain.
Adakah dari para pelaku dunia konstruksi, khususon arsitek yang mendesainnya
menanam dan merawat pohon sampai usianya puluhan hingga ratusan tahun?
Pertanyaannya, mau berapa tahun anda
ikut andil bagian dalam kerusakan lingkungan?
Oleh karena itu, kita harus adil dan bijak dalam pikiran. Tidak terlalu sulit, prinsipnya, setiap material yang anda
gunakan, ganti dengan menanam. Jika tidak mampu menanam, berikan sekian
persennya dari keuntungan ke komunitas yang peduli dengan lingkungan.
Comments