Revolusi Sebatang Bambu : Edisi Sharing Data dan Ekonomi dengan Bambu
Kemarin saya kedatangan keponakan-keponakan yang ingin bersilaturrahmi
mengisi liburan tahun baru. Ada yang sudah kerja dan ada yang masih sekolah.
Mereka bercerita tentang kebutuhan biaya tambahan untuk sekolah dan meminta
pendapat apa yang bisa dikerjakan untuk mendapatkan biaya tersebut.
Saya ceritakan bahwa saya sedang mengembangkan sebuah aplikasi berbasis
smartphone dan open source untuk sharing data dan ekonomi, namanya bambunusa
dan saat ini baru bisa di download di Play Store.
Mengapa aplikasi bambunusa bisa untuk sharing
data dan ekonomi? Karena aplikasi ini menawarkan produk-produk bambu yang
dibutuhkan oleh masyarakat seperti rumah, alat transportasi, furniture, alat
makan minum, pakaian, alas kaki, tas, topi, peralatan ibadah dan lain-lain.
Produk-produk tersebut bisa ditukar dengan poin yang di dapat dari aplikasi
bambunusa.
Poin-poin tersebut diperoleh dengan cara
memotret rumpun bambu menggunakan aplikasi bambunusa. Satu rumpun bambu ada 12
poto yang diminta, satu klasifikasi yang harus dipilih dan tujuh data yang harus
diisi yang akan menjadi database untuk kebutuhan analisis dan identifikasi
bambu. Jika database tersebut sesuai dengan yang diminta, maka akan diperoleh
maksimum 20 poin dalam satu rumpun dengan satu poinnya dikonversi sama dengan
500 rupiah.
Nah, saya coba membuat simulasinya, misal ada
anak sekolah yang membutuhkan alat transportasi. Kami sudah membuat sepeda
bambu dengan harga mulai 5jt-25jt. Poin yang dibutuhkan mulai 10.000 poin -
50.000 poin, jadi sekitar 500 rumpun - 2500 rumpun. Satu rumpun bambu
membutuhkan waktu maksimal 7 menit. Jika yang diambil harga sepeda yang 5jt,
berarti dibutuhkan waktu 3500 menit dan jika satu harinya meluangkan waktu 2
jam untuk mendata bambu, maka dalam waktu 29 hari, sudah bisa ditukar dengan
sepeda bambu yang harganya 5jt.
Kearifan lokal ini yang ingin saya terapkan,
sistem barter, dimulai dengan bambu, yang nantinya akan diikuti oleh material
alam dan hasil bumi lainnya. Dengan aplikasi ini, terjadi simbiosis mutualisme,
sharing data dan ekonomi.
Aplikasi bambunusa juga mengajarkan cara
melestarikan dan mengenal karakter bambu secara detail yang akan dijadikan
bahan dasar untuk tindak lanjutnya.Ke depan, sistem aplikasi ini akan diterapkan juga untuk yang lainnya dan berkembang menjadi salah satu sosial media yang sustainable dan menjaga generasi yang akan datang.
https://www.youtube.com/channel/UCnif-azGVIuo_xOYHUgtbAA
Comments