Revolusi Sebatang Bambu : Edisi Menggugat Para Perusak Lingkungan
Edisi Bambu Energi Hijau
Sumber : Clean Power Indonesia
Diakses : 7.312 kali
Indonesia, sebuah negara besar dengan populasi lebih dari 250 juta
orang. Nomor 4 di planet ini, sebagai negara dengan populasi terbanyak. Dengan
kondisi geografis yang berkepulauan, pendistribusian energi listrik yang
merata, menjadi tantangan yang sulit bagi Indonesia. Baru kota-kota besar saja
yang sudah mendapat asupan listrik memadai, sedangkan daerah pelosok eratrase
listriknya masih minim.
Selain masalah dengan pendistribusian, Indonesia saat ini juga masih
selalu bergantung pada sumber energi fosil. Tapi bayangkan, jika kita
eksploitasi terus, terus dan terus, cadangan sumber energi akan menipis dan
kemudian habis. Minyak bumi, gas alam dan batu bara, adalah 3 sumber energi
fosil yang selama ini dimanfaatkan di Indonesia. Akan tetapi, kita sudah
mengimpor minyak bumi sejak tahun 2009 dan diperkirakan, kita akan menjadi
negara pengimpor terbesar di dunia di tahun 2019. Lalu ada gas alam yang
cadangan domestiknya hampir habis, sehingga harus mencari cadangan baru yang
mengakibatkan harganya akan menjadi sangat mahal.
Sedangkan batu bara yang berkualitas baik, sangat terbatas dan biaya
distribusinya mahal sehingga hanya efektif untuk dimanfaatkan di area sekitar
tambang.
Dapat dipastikan, pada akhir dekade ini, Indonesia akan menghadapi krisis energi.
Kemungkinan ini akan berdampak langsung pada melemahnya perekonomian Indonesia. Dimana subsidi energi akan mengambil alih sebagian besar APBN. Belum lagi ditambah inflasi yang terjadi tiap tahun, sehingga perekonomian Indonesia akan anjlok.
Maka solusi untuk mencegahnya adalah dengan beralih ke energi terbarukan. Sumber energi yang bisa dihasilkan secara lokal dari sumber tenaga air, panas bumi, angin, panas matahari dan biomassa. Namun tidak semuanya cocok untuk dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia. Air dan panas bumi misalnya, kedua sumber energi ini baik, namun terbatas hanya bisa dilakukan di lokasi-lokasi yang dekat dengan sumbernya. Lalu angin, sumber energi yang dihasilkan dari angin kurang efisien untuk diterapkan, karena kecepatan arus angin tidak stabil, ini disebabkan oleh lokasi geografis Indonesia yang berada di daerah katulistiwa. Kemudian ada panel surya, yang akan menyerap energi panas matahari, tapi penggunaannya membutuhkan lahan yang sangat luas dan akan berkompetisi dengan lahan pertanian yang sudah semakin terbatas, ditambah lagi lemahnya energi yang dihasilkan pada saat sinar matahari minim. Secara geografis, solusi yang paling tepat dan efektif untuk Indonesia adalah sumber energi Biomassa dan salah satu sumber energi Biomassa yang paling tepat untuk bisa dikembangkan di Indonesia adalah bambu.
Dapat dipastikan, pada akhir dekade ini, Indonesia akan menghadapi krisis energi.
Kemungkinan ini akan berdampak langsung pada melemahnya perekonomian Indonesia. Dimana subsidi energi akan mengambil alih sebagian besar APBN. Belum lagi ditambah inflasi yang terjadi tiap tahun, sehingga perekonomian Indonesia akan anjlok.
Maka solusi untuk mencegahnya adalah dengan beralih ke energi terbarukan. Sumber energi yang bisa dihasilkan secara lokal dari sumber tenaga air, panas bumi, angin, panas matahari dan biomassa. Namun tidak semuanya cocok untuk dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia. Air dan panas bumi misalnya, kedua sumber energi ini baik, namun terbatas hanya bisa dilakukan di lokasi-lokasi yang dekat dengan sumbernya. Lalu angin, sumber energi yang dihasilkan dari angin kurang efisien untuk diterapkan, karena kecepatan arus angin tidak stabil, ini disebabkan oleh lokasi geografis Indonesia yang berada di daerah katulistiwa. Kemudian ada panel surya, yang akan menyerap energi panas matahari, tapi penggunaannya membutuhkan lahan yang sangat luas dan akan berkompetisi dengan lahan pertanian yang sudah semakin terbatas, ditambah lagi lemahnya energi yang dihasilkan pada saat sinar matahari minim. Secara geografis, solusi yang paling tepat dan efektif untuk Indonesia adalah sumber energi Biomassa dan salah satu sumber energi Biomassa yang paling tepat untuk bisa dikembangkan di Indonesia adalah bambu.
Bambu merupakan tumbuhan lokal yang mudah untuk di tanam, ramah
lingkungan dan beregenerasi dengan cepat. Di Indonesia, bambu adalah salah satu
jenis tumbuhan yang sering kita temui di berbagai pelosok desa. Manfaat bambu
cukup besar bagi masyarakat pedesaan, baik secara ekonomis, ekologis maupun
sosial, mulai dari sandang, barang kerajinan, barang industri hingga kebutuhan
papan, sehingga produsen dan pengrajin bambu menjadi salah satu mata
pencaharian utama di daerah pedesaan. Jika dibandingkan dengan diesel,
penggunaan limbah bambu akan jauh lebih ekonomis untuk daerah-daerah yang jauh
dari pembangkit listrik besar, dengan diesel biaya produksi listriknya kurang
lebih Rp. 4000/kwh. Sedangkan dengan bambu, biaya produksi listriknya hanya Rp.
2000/kwh. Ini akan menghemat biaya produksi efektif di seluruh peloksok
Indonesia secara signifikan. Masyarakat setempat dapat berperan sebagai
produsen biomassa bambu atau limbah bambu dengan cara memberikannya kepada
clean power Indonesia sebagai pengolah untuk dijadikan listrik. Lalu diberikan
kepada PLN sebagai penyedia dan penyebar listrik utama dan listrik akan
tersebar kembali untuk masyarakat.
Sistem kolaborasi yang saling menguntungkan ini akan menciptakan
persediaan energi yang berkelanjutan di lokasi sekitar pembangkit. Sistem ini
dapat diterapkan dimana saja di Indonesia, sehingga ini menjadi solusi untuk
penyediaan listrik di daerah-daerah pelosok. Pada akhirnya distribusi listrik
di Indonesia akan lebih merata tanpa dampak negatif terhadap APBN dan APBD
kita.
Bambu bukan saja komoditas
yang dapat dimanfaatkan untuk sumber energi terbarukan, tapi bambu juga
merupakan penyeimbang ekosistem bumi. Ya tumbuhan ini adalah tumbuhan yang
paling ideal dalam menyerap karbon dioksida yang dilepaskan oleh pembangkit
sehingga tercipta kondisi karbon netral dari siklus ini. Ini artinya bambu juga
penting peranannya dalam upaya pencegahan bencana yang diakibatkan oleh
perubahan iklim dunia. Selain itu, sisa proses gasifikasi bambu yang terjadi di
mesin pembangkit, juga menghasilkan arang alami yang dapat digunakan sebagai
pupuk untuk membantu proses penumbuhan bambu. Bayangkan jika bambu telah
difungsikan sebagai unsur penting dalam kehidupan, tanaman ini menjadi sumber
energi yang berkelanjutan bagi manusia, penjaga keharmonisan alam untuk makhluk
hidup lainnya, juga menjadi penyeimbang ekosistem di muka bumi dan akhirnya,
keselarasan dalam hidup berdampingan dengan alampun akan tercipta.
Jadi, inilah saatnya untuk menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik
dengan bambu.
https://www.youtube.com/watch?v=7fSwuVKyO7g
Comments