Startup bambuNUSA



Deskripsi Singkat :

Bambunusa merupakan cara baru menikmati Peradaban Bambu Nusantara yang berisi tentang pelestarian, pemanfaatan dan membangun ekosistem bambu. Pelestarian bambu dilakukan dengan cara mengumpulkan database, membuat bibit, menanam, merawat, dan merestorasi bambu. Pemanfaatan bambu dilakukan dengan cara memanen dan dibuat menjadi produk-produk seperti kerajinan tangan, bahan baku industri (sandang, pangan, papan, energi, tekstil, kertas, maritim dan pertahanan keamanan), material bangunan, konstruksi dan instalasi bambu. Membangun ekosistem bambu dilakukan dengan cara menjadikan bambu sebagai branding untuk gaya hidup ramah lingkungan yang dimulai dari tingkat mikro sampai makro.
Deskripsi Lengkap :
  1. Pelestarian Bambu
    1. Mengumpulkan Database
Database bambu yang akan dikumpulkan adalah jenis, jumlah rumpun, jumlah batang, jumlah rebung, pemilik, penggarap, alamat, titik koordinat, pemanfaatan, pegiat, pengrajin, industri, sarana dan prasarana pendukung bambu. Pengumpulan database bambu ini menggunakan sistem teknologi informasi berbasiskan android dan IOS.  
    1. Membuat Bibit
Jenis-jenis bambu yang dibibitkan adalah bambu nusantara, terutama yang asli Indonesia. Pembuatan bibitnya menggunakan metode tradisional dengan sistem stek/bonggol dan metode teknologi kultur jaringan. 
    1. Menanam
Bibit-bibit bambu yang sudah siap tanam, dimusim hujan akan ditanam di lahan-lahan kritis dan lahan-lahan yang bisa dikerjasamakan antara pemilik lahan dengan menejemen bambunusa. Penanamanya akan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan pemanfaatan.
    1. Merawat
Bambu yang sudah ditanam akan dirawat di bawah menejemen bambunusa. Perawatannya dengan cara memanen batang atau rebungnya dan memangkas cabang-cabang yang menutupi sinar cahaya matahari. Terutama cabang bagian bawah. Selain itu, supaya terlihat lebih aman dan nyaman buat para pegiat bambu yang melakukan perawatan.
    1. Merestorasi
Rumpun bambu eksisting yang mengalami kerusakan akibat terkena penyakit atau salah dalam menebang, akan direstorasi supaya pulih dan sehat rumpunnya.
  1. Pemanfaatan Bambu
    1. Kerajinan Tangan
Pemanfaatan bambu untuk kerajinan tangan berupa produk yang dikerjakan oleh tangan-tangan para pengrajin dengan menggunakan peralatan sederhana, meliputi anyaman, sepeda, mebel, furnitur, alat musik, alat makanan minuman, wadah dan lain-lain.
    1. Bahan Baku Industri
Pemanfaatan bambu untuk bahan baku industri meliputi bambu press untuk dijadikan balok/papan, serbuk bambu untuk panel, tekstil, kertas, biomass, briket/arang, fiber, herbal, kosmetik, kesehatan, pertahanan dan makanan minuman. Industri bambu ini membutuhkan batang bambu yang banyak sekali, sekitar 10.000 batang/hari untuk bambu press. Selain itu, sudah menggunakan peralatan dan mesin yang berteknologi modern.   
    1. Material Bangunan
Pemanfaatan bambu untuk material bangunan meliputi bambu utuh, anyaman dan bilah yang masih menggunakan peralatan sederhana namun bambunya sudah diawetkan supaya tidak terkena hama bubuk. Digunakan untuk tiang, balok, lantai, dinding, plafond, atap, kusen pintu dan jendela.
    1. Konstruksi
Pemanfaatan bambu untuk konstruksi, lebih difokuskan untuk konstruksi bongkar pasang seperti rumah, gazebo, jembatan, play ground, mebel dan furnitur. Konstruksi tersebut menggunakan batang bambu yang sudah diawetkan dan peralatan sederhana.
    1. Instalasi
Pemanfaatan bambu untuk instalasi menggunakan bambu yang kekuatannya dibutuhkan hanya untuk waktu yang pendek seperti event pameran, exhibition, booth dan acara lainnya. Instalasi tersebut menggunakan peralatan sederhana.
  1. Membangun Ekosistem Bambu
Ekosistem bambu dimulai dari hunian sampai industri. Di hunian, produk bambu harus mampu memenuhi kebutuhan hidup hunian minimal 10%. Di tingkat Desa / Kelurahan, ada kebun bambunya yang ditanam di jalur hijau, sempadan dan tanah bengkok. Di tingkat Kecamatan, ada Akademi Bambu Nusantara, tempat pembelajaran para pegiat bambu lintas generasi untuk dididik menjadi seorang EcoPreneur dengan kurikulum rekonstruksi sosial. Di tingkat Kabupaten / Kota, ada Desa Bambu Milenial (SABUMI), tempat wisata serba bambu, mulai dari rumah sampai aktivitasnya membuat kerajinan dari bambu. Di tingkat Provinsi, ada pusat penelitian dan pengembangan bambu serta industri bambu seperti bambu press, kertas, tekstil, biomass dan lain-lain.
Masalah :
  1. Pelestarian Bambu
1.1. Mengumpulkan Database
  • Tidak ada sinyal
  • Tidak ada jaringan internet
  • Tidak ada quota
  • Baterei lowbet
  • Handphone tidak memadai
  • Akses sulit dan jauh
  • Tidak ada yang mengumpulkan database
1.2. Membuat Bibit
  • Akses sulit dan jauh
  • Tidak ada bahan bibit
  • Peralatan rusak, hilang dan tidak memadai
  • Tidak ada yang membuat bibit
  • Sarana dan prasarana kultur jaringan mahal
  • Tingkat kematian tinggi
1.3. Menanam
  • Tidak ada bibit yang siap tanam
  • Tidak ada lahan untuk ditanami
  • Akses sulit dan jauh
  • Tidak ada sumber air
  • Lahannya tandus dan kritis
  • Perawatan mahal
  • Tidak ada yang merawat
  • Banyak ternak dan gangguan lainnya
1.4. Merawat
  • Tidak ada yang merawat
  • Tidak ada sarana dan prasarana untuk merawat
  • Tidak ada bambu yang dirawat
  • Perawatan mahal
  • Akses sulit dan jauh
  • Tidak ada sumber air
  • Tidak ada yang dirawat
1.5. Merestorasi
  • Tidak ada yang direstorasi
  • Tidak ada biaya
  • Tidak ada yang merestorasi
  • Tidak ada sarana dan prasarana untuk merestorasi
  • Akses sulit dan jauh
  • Tidak ada sumber air
  1. Pemanfaatan Bambu
Kerajinan Tangan Bahan/Baku Industri/Material Bangunan/Konstruksi/Instalasi
  • Bambu gampang kena hama bubuk dan jamuran
  • Bahan baku tidak ada
  • Tidak ada yang beli
  • Harga tidak sesuai dengan ekspektasi
  • Bahan baku mahal
  • Desain standar
  • Belum ada SNI
  • Biaya pengawetan mahal
3. Membangun Ekosistem Bambu
  • Bambu masih dianggap simbol kemiskinan
  • Pola pikir masyarakat
  • Tidak ada modal
  • Tidak ada lahan
  • Tidak ada pasar

Solusi :
  1. Pelestarian Bambu
1.1. Mengumpulkan Database
  • Tidak ada sinyal : sistem dibuat bisa offline
  • Tidak ada jaringan internet : sistem dibuat bisa offline
  • Tidak ada quota : sistem dibuat bisa offline
  • Baterei lowbet : sedia powerbank
  • Handphone tidak memadai : sistem dibuat minimal menggunakan handphone sejuta umat
  • Akses sulit dan jauh : menggunakan drone
  • Tidak ada yang mengumpulkan database : diberikan insentif dan bonus yang menarik
1.2. Membuat Bibit
  • Akses sulit dan jauh : dibuat depo-depo per kawasan
  • Tidak ada bahan bibit : impor dari daerah lain
  • Peralatan rusak, hilang dan tidak memadai : dirawat dan diganti
  • Tidak ada yang membuat bibit : diberikan insentif dan bonus yang menarik
  • Sarana dan prasarana kultur jaringan mahal : kerja sama dengan perguruan tinggi atau lembaga pemerintah yang sudah melakukan metode kultur jaringan
  • Tingkat kematian tinggi : metode pembibitan dikombinasikan, ada yang pake sistem stek dan bonggol, ada yang dengan kultur jaringan, ada yang langsung di polybag dan ada yang langsung di tanah untuk media tanamnya.
1.3. Menanam
  • Tidak ada bibit yang siap tanam : bibit fresh dari bonggol bisa ditanam
  • Tidak ada lahan untuk ditanami : kerja sama dengan pemerintah dan pemilik lahan
  • Akses sulit dan jauh : diberikan insentif dan bonus yang menarik
  • Tidak ada sumber air : dibuat dengan sistem infus menggunakan botol plastik bekas
  • Lahannya tandus dan kritis : paling cocok ditanami bambu
  • Perawatan mahal : ditanam pada saat musim hujan
  • Tidak ada yang merawat : diberikan insentif dan bonus yang menarik
  • Banyak ternak dan gangguan lainnya : diberikan insentif dan bonus yang menarik bagi yang menjaga bibit dari gangguan ternak.
1.4. Merawat
  • Tidak ada yang merawat : diberikan insentif dan bonus yang menarik
  • Tidak ada sarana dan prasarana untuk merawat : disiapkan sarana dan prasarananya
  • Tidak ada bambu yang dirawat : dialihkan ke tempat lain
  • Perawatan mahal : perawatan dengan sistem dipanen
  • Akses sulit dan jauh : diberikan insentif dan bonus yang menarik
  • Tidak ada sumber air : dibuatkan sumber air
  • Tidak ada yang dirawat : diberikan insentif dan bonus yang menarik
1.5. Merestorasi
  • Tidak ada yang direstorasi : dialihkan ke tempat lain
  • Tidak ada biaya : kerja sama bagi hasil
  • Tidak ada yang merestorasi : diberikan insentif dan bonus yang menarik
  • Tidak ada sarana dan prasarana untuk merestorasi : disiapkan sarana dan prasarananya
  • Akses sulit dan jauh : diberikan insentif dan bonus yang menarik
  • Tidak ada sumber air : dibuatkan sumber air
  1. Pemanfaatan Bambu
Kerajinan Tangan Bahan/Baku Industri/Material Bangunan/Konstruksi/Instalasi
  • Bambu gampang kena hama bubuk dan jamuran : diawetkan
  • Bahan baku tidak ada : mulai menanam
  • Tidak ada yang beli : dibangun ekosistem bambunya
  • Harga tidak sesuai dengan ekspektasi : diberikan insentif dan dibantu peralatan
  • Bahan baku mahal : mulai menanam per cluster dan sesuai kebutuhan industri
  • Desain standar : kerja sama dengan desainer dan lembaga pemerintah
  • Belum ada SNI : SNI sedang dalam proses
  • Biaya pengawetan mahal : dimasukkan dalam biaya produksi
3. Membangun Ekosistem Bambu
  • Bambu masih dianggap simbol kemiskinan : dibuatkan contoh produknya dan dijadikan sebagai gaya hidup ramah lingkungan
  • Pola pikir masyarakat : diberikan pendampingan, workshop,  edukasi dan sosialisasi
  • Tidak ada modal : diberikan modal
  • Tidak ada lahan : kerja sama dengan pemerintah dan pemilik lahan
  • Tidak ada pasar : dibangun ekosistem bambunya

Histori Riset :
Rumpun Bambu itu namanya Gemma Bambu Nusantara. Ditanam tanggal 30 Maret 2015 di Jakarta Timur. Bibitnya berasal dari Tangerang Selatan yang didapatkan pada bulan Juli 2012. Merupakan bibit super unggul karena dicloning dan disatukan dari bibit unggul lainnya. 
Bibit super unggul itu namanya Komunitas Bambu Nusantara. Sudah teruji selama 3 tahun, sehingga handal terhadap perubahan iklim. Saat bibitnya ditanam tahun 2015, sudah muncul rebung pertamanya yang bernama Akademi Bambu Nusantara.
Sekarang tahun 2020, tanggal 30 Maret nanti Gemma Bambu Nusantara tepat berusia 5 tahun. Selama 5 tahun, Komunitas Bambu Nusantara tidak memperlihatkan pertumbuhan yang cepat, hanya Akademi Bambu Nusantara nya yang tumbuh menjulang tinggi. Justru akarnya yang diperkuat sebagai pondasi untuk Gemma Bambu Nusantara.
Di tahun kelima, Akademi Bambu Nusantara sudah memiliki rebung dan batang seperti Kios Bambu, Toko Offline Serba Bambu, Sedekah Oksigen dan Mata Air, Wisata Edukasi Bambu Nusantara dan Industri Bambu. Semuanya tergabung dalam rumpun Gemma Bambu Nusantara yang akan memperkuat Ekosistem Bambu.

Keunikan Produk :
Produk bambu ini sangat unik, karena :
Bambu merupakan satu-satunya tanaman asli Nusantara yang paling lengkap manfaatnya dibandingkan tanaman dan pohon lainnya. Semua bagian bambu, dari mulai akarnya yang serabut, sampai dengan ujung batangnya yang menjulang tinggi dan berumpun, bisa memperkuat kedaulatan dan ketahanan papan, sandang, pangan, energi dan lingkungan.
Bambu adalah rumput raksasa, tanaman perintis dan bisa hidup di lahan-lahan yang kritis dan terjal. Semua wilayah kabupaten dan kota di Indonesia ada bambunya. Ada yang berwarna hijau, hitam, kuning dan putih. Ada yang bermotif batik, kulit macan tutul, strip garis kuning, putih dan hijau. Ada yang berdiameter kecil, sedang dan besar. Ada yang berdaun kecil, sedang, besar dan berduri. Ada yang hidup berumpun, di rawa, bebatuan dan merambat.
Bambu merupakan benteng alam yang secara cepat dapat diperbaharui. Dibandingkan tanaman/pohon lainnya, bambu tumbuh lebih cepat, menghasilkan oksigen lebih banyak, menyerap CO2, debu dan bau lebih banyak, menyimpan dan menyerap air lebih banyak, bisa menjaga dan membentuk mata air lebih cepat.
Bambu merupakan satu-satunya tanaman yang banyak manfaat dan lengkap penelitian ilmiahnya. Bambu bisa menggantikan fungsi material yang tidak ramah lingkungan seperti logam, kayu dan plastik. Bambu bisa sebagai bahan baku untuk kertas, kosmetik, pestisida, sabun, shampoo, odol, pencuci, pengawet dan benang. Biomass bambu, briket dan arang bambu bisa menjadi sumber listrik dan energi terbarukan.
Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim yang salah satu dampaknya adalah bencana lingkungan. Selain itu, eksploitasi benteng alam seperti bukit, hutan untuk dijadikan material dan sumber energi menambah banyaknya intensitas bencana lingkungan. Di sinilah peran bambu dibutuhkan untuk bekerja melawan pemanasan global yang sudah mulai rutin terjadi di Indonesia. Saat ini, tidak perlu lagi pohon-pohon ditebang untuk diambil kayunya. Karena fungsi kayu bisa digantikan oleh bambu yang dikenal dengan nama bambu press dan laminasi. Bahkan bambu press yang disebut dengan Strand Woven Bamboo (SWB), setelah diuji di laboratorium puskim. Bandung, kualitasnya di atas kayu jati/ulin yang usianya 90 tahun, dibuat dengan bambu yang usianya 3 sampai 5 tahun saja. Jadi, stop penebangan pohon, karena untuk menumbuhkan pohon, itu butuh minimal 3 tahun bahkan ada yang puluhan tahun untuk mendapatkan kualitas kayu yang super. Sedangkan menebang pohon itu hanya butuh waktu beberapa menit saja.
Gunung dan bukit tidak perlu lagi dieksploitasi untuk dijadikan semen, kaca, granit, marmer dan logam, karena bambu bisa menggantikannya dengan nanoteknologi dan pressing.

Kesiapan Teknologi :
Bambunusa didukung oleh :
  1. Peneliti LIPI yang konsen ke bambu
  2. Komunitas Bambu Nusantara
  3. Puskim Bandung
  4. BPPT yang konsen ke bambu
  5. Perguruan Tinggi
  6. BSN
  7. KLHK
  8. Perpubi
  9. Agro Jabar

Spesifikasi Teknologi :
  1. Pelestarian Bambu
1.1. Mengumpulkan Database : 
  • Namanya bambunusa
  • Aplikasi berbasiskan Android dan IOS
  • Merk tidak mengikat
  • Memory internal minimal 1 GB
  • Camera HP beresolusi minimal 5 MP
  • Server aplikasi pusat
  • Software pengolah data
  • Output database
1.2. Membuat Bibit :
  • Metode teknologi kultur jaringan.
  • Alat tanam 1
  • Alat tanam 2
  • Alat pembuatan media 1
  • Alat pembuatan media 2
  • Bahan media A
  • Bahan media B
  • Hormon
  • Bahan sterilisasi A
  • Alat sterilisasi (ozonizer 2 dan air pump 10)
  • Laminar Air Flow HEFA 99,999% (4 unit)
  • Enkas produksi (besar)
  • Shaker
  • Autoclave bakar 24 liter stainless steel
  • Autoklve standart 100 liter
  • Botol kultur kecil + tutup 
  • Botol selai + tutup
  • Hot plate dan magnetic stirer
  • Oven sterilisasi
  • Lampu UV
  • Penyaring udara steril (HEPA)
  • Air Purifire pembunuh kuman
  • Ruang persiapan
  • Ruang pembuatan media (steril)
  • Ruang tanam (steril)
  • Ruang media kultur steril (steril)
  • Ruang inkubasi (steril)
  • Ruang shaker (steril)
  • Ruang penyimpanan alat dan bahan
  • Ruang gudang
  • Ruang cuci botol
  • Ruang pegawai
  • Ruang kamar mandi
  • Ruang tamu
  • Lab. mikrobiologi
1.3. Menanam : alat untuk menanam ?
1.4. Merawat : peralatan dan perlengkapan untuk merawat ?
1.5. Merestorasi : peralatan dan perlengkapan untuk merestorasi ?

  1. Pemanfaatan Bambu
2.1. Kerajinan Tangan
2.1.1. Anyaman : mesin buat iratan, mesin pembelah, mesin pemotong, mesin penghalus 
2.1.2. Sepeda Bambu Bungs:
  • Frame bambu utuh
  • Frame bambu laminasi
  • Frame kombinasi
2.1.3.  Mebel dan furnitur :
2.1.4.  Alat musik :
  • Frame bambu utuh
  • Frame bambu laminasi
  • Frame kombinasi
2.1.5.  Alat makanan dan minuman :
2.1.6.  Wadah :

2.2. Bahan Baku Industri
2.2.1. Bambu press :
  • Bilah dimensi 3120 mm x 25 mm x 13 mm
  • Bilah dimensi 2540 mm x 25 mm x 13 mm
  • Bambu Dendrocalamus Asper
  • Batas lengkungan tidak melebihi 6.35 mm dan 12.7 mm
  • Tidak boleh ada retak dan pecah memanjang
  • Sudah diawetkan dengan borax boric
  • Kandungan air sekitar 10%
  • Usia bambu 3 tahun sampai 5 tahun
2.2.2. Serbuk bambu :
2.2.3. Tekstil :
2.2.4. Kertas :
2.2.5. Biomass :
2.2.6. Briket/arang :
2.2.7. Fiber :
2.2.8. Herbal :
2.2.9. Kosmetik :
2.2.10. Kesehatan :
2.2.11. Pertahanan :
2.2.12. Makanan minuman :
2.2.13. Cuka Bambu :
  • Disuling dari asap bambu
  • Disuling mulai 1 kali sampai berkali-kali untuk mendapatkan cuka bambu yang bening
2.3. Material Bangunan
2.3.1. Bambu utuh :
  • Usia bambu 3 tahun sampai 5 tahun
  • Bambu sudah diawetkan menggunakan borax boric
  • Bambu sudah diawetkan menggunakan cuka bambu
  • Bambu sudah diawetkan menggunakan air yang mengalir
  • Bersih dari noda dan jamur
  • Kandungan air sekitar 10%
2.3.2. Anyaman :
  • Usia bambu 3 tahun sampai 5 tahun
  • Menggunakan bambu apus, kulit dan daging
  • Bersih dari noda dan jamur
  • Kandungan air sekitar 10%
2.3.3. Bilah :

2.4. Konstruksi
2.4.1. Rumah Bongkar Pasang :
  • Usia bambu 3 tahun sampai 5 tahun
  • Bambu sudah diawetkan menggunakan borax boric
  • Bambu sudah diawetkan menggunakan cuka bambu
  • Bambu sudah diawetkan menggunakan air yang mengalir
  • Bersih dari noda dan jamur
  • Kandungan air sekitar 10%
  • Sambungan menggunakan sistem pasak dan baut
2.4.2. Gazebo :
2.4.3. Jembatan :
2.4.4. Playground :
2.4.5. Mebel dan Furnitur :

2.5. Instalasi
2.5.1. Pameran :
2.5.2. Exhibition :
2.5.3. Booth :

  1. Membangun Ekosistem Bambu
3.1. Kios Bambu :
3.2. Wisata Edukasi Bambu Nusantara :
3.3. Toko Offline Serba Bambu :
3.4. Akademi Bambu Nusantara :
3.5. Desa Bambu Milenial :
3.6. Industri Bambu :

Uji Produk :

1.1. Mengumpulkan Database menggunakan Aplikasi Bambunusa : 
  • Sudah di launching tahun 2016 di playstore
  • Mau di uji di  Applestore

1.2. Membuat Bibit dengan Metode teknologi kultur jaringan.
  • Mau diuji berapa persen yang hidup
  • Mau diuji daya tahannya untuk hidup
  • Mau diuji kecepatan tumbuhnya
  • Mau diuji taksonomi, dimensi dan kualitasnya

2.1.2. Sepeda Bambu Bungs:
  • Uji tarik
  • Uji tekan

2.1.4.  Alat musik :
  • Uji akustik

2.2.1. Bambu press :
  • Uji kandungan air
  • Uji pengawetan

2.2.13. Cuka Bambu :
  • Uji kandungan cuka bambu

2.3.1. Bambu utuh :
  • Uji daya tahan bambu terhadap hama bubuk dan rayap
  • Uji daya tahan bambu terhadap noda dan jamur
  • Uji kandungan air

2.3.2. Anyaman :
  • Uji daya tahan bambu terhadap hama bubuk dan rayap
  • Uji daya tahan bambu terhadap noda dan jamur
  • Uji kandungan air

2.4.1. Rumah Bongkar Pasang :
  • Uji daya tahan bambu terhadap hama bubuk dan rayap
  • Uji daya tahan bambu terhadap noda dan jamur
  • Uji kandungan air
  • Uji tarik
  • Uji tekan


The Business Model Canvas

Customer Segments
  1. Industri 
  2. Hotel
  3. Cafe
  4. Tetangga
  5. Pemerintah

Value Proposition
  1. Ramah Lingkungan
  2. Berkelanjutan
  3. Memberdayakan Banyak Masyarakat
  4. Harga terjangkau dan kompetitif

Channels
  1. Sosial Media
  2. Influencer
  3. Buzzer

Revenue Streams
  1. Database
  2. Service
  3. Garansi
  4. Pedoman
  5. Iklan

Key Resource
  1. Bibit bambu
  2. Inventor
  3. Pegiat bambu
  4. Teknologi
  5. Bahan Baku

Customer Relationship
  1. Service
  2. Garansi
  3. Diskon
  4. Bonus

Key Activities
  1. Memberikan tanda untuk bambu yang akan ditebang
  2. Menebang bambu
  3. Membersihkan dan memotong bambu
  4. Membawa bambu ke pinggir jalan dan menaikkannya ke mobil
  5. Membawa bambu ke workshop dan menurunkannya
  6. Membelah bambu
  7. Memotong bambu
  8. Membersihkan dan merapihkan bambu yang sudah dipotong
  9. Merebus bambu
  10. Mengeringkan bambu
  11. Mengikat bambu
  12. Mengemas bambu
  13. Mengirim bambu

Key Partnership 
  1. Pemilik mobil bak
  2. Pemilik mobil truk
  3. Pemilik mobil trailer
  4. Pemilik bahan baku
  5. Penjual bahan pengawet

Cost Structure
  1. Bahan baku
  2. Pekerja
  3. Sewa mobil
  4. Membuat mesin potong
  5. Membuat tempat merebus
  6. Membuat oven
  7. Sewa lahan dan tempat workshop
  8. Membeli borax boric
  9. Membeli solar
  10. Membeli peralatan dan perlengkapan kerja
  11. Membeli bahan bakar untuk merebus

Comments

Popular posts from this blog

Pepadone Wong Serang, Kamus Base Jawe Serang

Legenda Desa Gunung Malang

Tanah-Tanah Strategis di Kota Serang