Bukan Koboy Kampus (2)


Salah satu tempat kost aing di kampus.

Setelah lulus OSKM, MAD dan kaderisasi mahasiswa underground, aing, seperti mahasiswa lainnya, menjalani apa yang disebutnya penataran P4 dan TPB, kalau tidak salah kependekan dari Program Penghayatan Pengamalan Pancasila dan Tahap Persiapan Bersama. TPB merupakan SMA kelas 4 yang masih ada pelajaran umum seperti di SMA.
Nah, setelah TPB diselesaikan dengan beberapa mata kuliah yang selalu diulang seperti kalkulus, sampai mendapatkan nilai A, mulailah aing jarang kuliah pagi sore, tapi rajin kuliah malam subuh. Biar ekonomis, ngekost nya di himpunan dan bantu buat maket para senior yang sedang Tugas Akhir.
Enaknya ngekost di himpunan selain gratis, tiap pagi dibangunkan sama teman bageur aing sejak SMA, ya pastilah cewek, salah satu kembangnya ar95 yang laris manis dikerubuti laron. Terpaksa deh kuliah pagi. Untuk urusan perut, anak kost model aing tidak begitu susah. Semudah kawan-kawan Batak punya prinsip.
"Semua hewan berkaki empat kumakan, kecuali meja! Itupun karena keeraaasnya!" Tapi suwer, aing teu ngadahar anying kampus, paling nu ngadahar si eta nu aya di gerombolan jurig malam, komoh deui mun anyingna hideung, langsung dikarungan.
Pagi bisa makan di warung Pak Kandar, siang, jika tidak ada yang traktir, ya makan lotek. Malamnya di dwilingga atau cukup kopi, rokok, truf pki dan main karambol. Kadang kalau dapat orderan buat maket, selama minimal sebulan dijamin gizinya sama pemberi order.
Jurusan Teknik Arsitektur IT Bandung merupakan satu-satunya jurusan yang memiliki akses terpanjang dari Barat ke Timur. Di sebelah Barat bertetangga dengan jurusan Fisika dan Sipil. Di kawasan Barat ini ada ruang himpunan, kavling buat yang tugas akhir, toilet, kantin Pak Kandar, warung lotek, studio tempat buat maket, ruang kelas, Cad Lab, tata usaha dan ruang dosen. Di kawasan Timur, ada kantin Bang Edi, ruang dosen, toilet dan studio.
Ada untungnya juga punya jurusan terpanjang aksesnya, salah satu nya praktek lapangan untuk materi 'Menejemen Aksi'. Aing harus tau kondisi titik-titik penting lapangan. 
Salah satu titik penting yang harus aing selidiki adalah ruangan yang setiap dilewati terlihat wajah hitam laki-laki dari jendela, sedang asik menatap monitor komputer, wajahnya kusam, seperti habis begadang. Oo, ternyata salah satu Mahadewa yang memberi julukan aing sebagai brutal, brutu paling gatal, pas MAD. Itu ruangan apa yah, setiap hari dari pagi sampai subuh banyak mahasiswa yang keluar masuk sambil bawa gulungan kertas gambar.
"Eta teh ruangan ketleb..." Kata seseorang yang aing lupa namanya.
"Eta barudak keur kursus otoket, ngeprin gambar de el el.." Lanjut dia menerangkan karena ningali aing bengong-bengong bego teu ngarti.
"Oooo, kitu nya..baradak kabeh kertasna, bisa yah segede gitu ngeprint..." Aing masih belum percaya ada alat yang bisa ngeprint sebesar ukuran A0, da baheula bae pas masih SMA ngan diajar ngetik manual bari ditutupan panon na, istilahna ngetik buta 10 jari. Edun pisan euy......
Itulah pertama kalinya aing mengetahui teknologi canggih tidak hanya sebatas kertas A4 dan WS, ternyata ada mesin yang bisa buat gambar arsitektur. Tapi tetap saja tidak tertarik untuk belajar memakai CAD, masih senang memakai tangan, sketsa, pensil, rapido, penggaris segita ajaib, tekenhak, meja gambar dan tracing di kaca. Sementara yang lain, termasuk kawan satu angkatan sudah mulai menggunakan komputer.
Ego untuk enggan mendesain menggunakan komputer itu mulai hilang dikala jurusan Arsitektur pindah ke gedung yang baru selesai dibangun. Aing ningali kok banyak orang yang main-main di ketleb sampai begadang. Ada yang ketawa ketiwi, betah bener, lebih betah dibanding aing yang ngekost di himpunan.

bersambung..........

Comments

Popular posts from this blog

Pepadone Wong Serang, Kamus Base Jawe Serang

Kisah Gantarawang dan Abah Manta Sang Kuncen Terakhir

Asal Usul Jalan Kiyai Haji Sulaiman di Kota Serang Banten