Bukan Koboy Kampus


Salah satu materi wajib yang harus dilakukan pada saat MAD, menjadi gelandangan. Lokasi di BIP

"Hi, asl plz...."
"Me 21/m/bdg..."

Begitulah penggalan ketikan di sosial media tahun 90an pada saat 'aing' kuliah di IT Bandung. Namanya MIRC, aing biasa join di dalnet dengan nickname albantani. Istilahnya chatting, gebetan dan kopdar. Jangkauannya antar kota antar provinsi dan lintas benua.
Aing bukan koboy kampus, tapi koboy dalnet! Karena Di depan nickname albantani ada kondenya '@' yang berarti Operator sebuah channel. Operator ini bisa dikatakan sebagai salah satu penguasa channel di bawah Super Operator (SOP) dan Founder. Ditambah lagi merupakan @ di channel-channel besar Dalnet dan beberapa channel jadi SOP dan founder. Kalau sekarang istilahnya admin. Jadi, terbayangkan koboynya aing, setiap orang join ke dalam channel besar Dalnet, yang akan terlihat paling atas itu adalah nickname @albantani. Apalagi kalo ditanya asl plz, jawabnya 21/m/bdg dan kuliah di IT Bandung! Wow koboy sekali. Tapi aing jadi Operator/SOP/Founder tidak otoriter seperti rezim Orba lah, sebisa mungkin adil dan bijaksana, apalagi terhadap gebetan.
Bangunan eks Warnet bloOp_station Cihampelas, pas belokan Cihampelas Lamping, salah satu pelopor warnet di Bandung, didirikan oleh anak-anak Arsitek ITB angkatan 94, 95 dan 96.

Untuk menjadi koboy di dalnet itu tidak gampang, tidak juga susah, semuanya tergantung nasib, takdir dan amalan. Nah, dari kampus lah aing mengenal teknologi internet. Pertama kali dikenalkan oleh salah satu dayang-dayang aing, sebut saja Cemok1, anggota Genk Bane (nanti akan diceritakan khusus edisi ini).
Gathering Dalnet pertama kali di Fame Bandung. 

Cerita ini berlatar belakang pergerakan mahasiswa underground IT Bandung, 3 tahun menjelang keruntuhan Orde Baru, yaitu tahun 1995.
Photo bersama satu angkatan setelah selesai MAD.

Pertama kali masuk IT Bandung, aing sudah diincar oleh gerombolan mahasiswa underground saat OSKM berlangsung. Berlanjut ketika OS jurusan yang disebut Masa Adaptasi Diri atau disingkat MAD. Pada waktu kunjungan ke Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS), aing didatangi oleh 2 orang HMS sambil bawa gulungan koran.
" iiihh panjang rupanya rambut kauw yah..!" Bentak salah seorang dari mereka dengan logat Batak nya.
"apa kow liat-liat woi, matamu itu...!" Kata orang yang berambut ikal panjang berperawakan gemuk buntet hitam menghampiri aing sambil menunjuk jarinya ke mata aing.
"aneh banget orang-orang itu..." Pikir aing dalam hati.
Tiba-tiba mereka memukul aing menggunakan gulungan koran. Saat itu juga naluri aing sebagai orang dari Banten yang berambut gondrong sejak SMA melawan. Untung ada dari panitia MAD yang berani memisahkan. Jadi tidak terjadi baku hantam lebih lanjut.
Dari kejadian itulah aing mulai mengenal mereka yang ternyata adalah gerombolan mahasiswa underground yang tidak termasuk dalam aktivis kampus resmi KM IT Bandung dan punya peran besar dalam melawan Rezim Orde Baru (Orba). Tapi mereka sejak dulu konsisten menuntut dihapuskannya Dwifungsi ABRI dan melawan Rezim Orba. Sistem kaderisasinya juga unik, memilih mahasiswa yang 'nyeleneh', beda dengan yang lain dan yang terpenting adalah lulus ospek himpunan sebagai parameter utamanya. Kurikulumnya adalah Sekolah Malam dengan uji nyali mengambil helm menwa di markasnya, masuk kampus menggunakan sepeda motor tanpa sticker dosen, membagikan selebaran gelap (SG), corat-coret dinding kampus dengan propaganda, masang spanduk propaganda, meminta minum di rumah-rumah besar sepanjang jalan Cipaganti dan mencabut spanduk-spanduk yang berisi iklan atau kampanye. 
Selain mencari kader-kader yang 'nyeleneh' di setiap jurusan, mereka juga menerbitkan majalah dengan lambang Gajah yang sedang mendobrak tirai besi.
Tahun 1995 dan sebelumnya, ospek himpunan itu merupakan ajang kaderisasi yang bergaya penjelajah alam (PA) seperti yang aing ikuti di SMA. Disitulah militansi, karakter dan ikatan emosi dibentuk. Namun sayang, ospek himpunan angkatan 95 memakan korban teman kelas aing di SMA. Beliau meninggal saat ospek himpunan dan sejak saat itu ospek himpunan bergaya PA ditiadakan.
Setelah kaderisasinya dianggap cukup, terbentuklah mahasiswa underground angkatan 95 yang terdiri dari 5 orang + 1, yaitu aing dari jurusan Teknik Arsitektur, gandul dari jurusan Teknik Kimia, palkon dari jurusan Teknik Geodesi, mike, gaper dan tias dari jurusan Teknik Geologi. Mulailah Pandawa Lima+1 ini beraksi untuk memperkuat perlawanan terhadap rezim Orba dari kampus. Untuk menambah gaya gedor perlawanan, Kami berkolaborasi dengan aktivis majalah boulevard, teater mahasiswa namun tetap jadi oposan KM IT Bandung yang banyak diisi oleh aktivis PSIK yang selalu aing plesetkan menjadi Pusat Santet dan Ilmu Kejawen.
Setiap ada hearing, baik itu di himpunan masing-masing, maupun di Student Center (SC), Kami selalu dianggap sebagai kelompok yang berbeda pandangan dan kadang jadi pengacau. Begitu pun pada saat pemilihan Ketua Himpunan sampai Presiden KM IT Bandung. Kami semuanya tetap konsisten menjadi oposan dari para opportunis meskipun orang yang diusung kalah dalam pemilihan.
Nongkrong santai di boulevard kampus.

Suasana inilah yang menjadikan kehidupan kampus lebih dinamis dan berwarna. Setiap hari, ada saja yang baca puisi di tengah perempatan boulevard, main musik dan teater di lapangan basket.
Puncaknya adalah tahun 1997, saat Kami sudah cukup mengorganisir massa  dan jejaring di kampus, kemudian merambah mengorganisir kaum buruh kota. Ditambah lagi dengan bergabungnya Srikandi-Srikandi kampus seperti Muti, Kitin, Merci, Sisca dan punggawa tambahan seperti Sengsu, Coy, Pius, Rusman, Ade dan Sudi. Kami mendirikan Aksi Tenda di depan Gerbang Utama Kampus IT Bandung untuk basis perlawanan demo di jalan melawan Rezim Orba.  Sebelumnya, secara sporadis Kami melakukan orasi terbuka di lapangan basket dengan orator utamanya adalah Gandul dan ditutup dengan aksi demo di jalanan yang berakhir bentrok dengan Polisi Pengendali Massa (Dalmas).
Santai sejenak setelah aksi bersama di lapangan basket.

Lalu, bagaimana dengan kuliahnya? 
Setelah lulus OSKM, MAD dan kaderisasi mahasiswa underground, aing, seperti mahasiswa lainnya, menjalani apa yang disebutnya penataran P4 dan TPB, kalau tidak salah kependekan dari Program Penghayatan Pengamalan Pancasila dan Tahap Persiapan Bersama. TPB merupakan SMA kelas 4 yang masih ada pelajaran umum seperti di SMA.

bersambung.......

Comments

Popular posts from this blog

Pepadone Wong Serang, Kamus Base Jawe Serang

Kisah Gantarawang dan Abah Manta Sang Kuncen Terakhir

Asal Usul Jalan Kiyai Haji Sulaiman di Kota Serang Banten