Kritik Visi Indonesia Jokowi
Di malam menjelang ulang tahun anak bungsuku, Gemma Jagad Bulan Syuhada, yang keenam, Presiden Republik Indonesia terpilih Jokowi menyampaikan pidatonya tentang Visi Indonesia. Ringkasannya adalah Infrastruktur yang terintegrasi, SDM untuk Kesehatan ibu, bayi, anak-anak, kualitas pendidikan, manajemen talenta, undang investasi seluas-luasnya untuk buka lapangan kerja dan jangan ada yang alergi dengan TKA, pungli akan diberantas, birokrasi yang efisien efektif dan penggunaan APBN yang fokus serta bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat.
Lima Visi Indonesia inilah yang sangat dinantikan oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Dari 5 visi ini, saya hanya menyoroti masalah pembangunan infrastruktur yang akan dilanjutkan dan diintegrasikan semua. Dilema pembangunan infrastruktur secara besar-besaran adalah rusaknya lingkungan. Contoh Pembangunan jalan tol membuat semakin berkurangnya lahan pertanian dan perkebunan. Benteng-benteng alam seperti bukit dan hutan di eksploitasi untuk pembangunan infrastruktur. Di sinilah perlunya inovasi cerdas yang disesuaikan dengan kondisi eksisting geografis dan kekayaan alam Indonesia.
Dalam 5 tahun masa pemerintahannya periode pertama, Jokowi melupakan salah satu potensi besar alam Indonesia selain laut, yaitu sungai. Kenapa tidak dibuat tol sungai untuk mengintegrasikan dan menghubungkan semua konektivitas kawasan produksi rakyat. Bila perlu dibuat kementerian khusus yang menangani sungai.
Mudah-mudahan di masa 5 tahun periode kedua Jokowi menjadi presiden, sungai bisa menjadi salah satu pendukung untuk mempercepat Visi Indonesia Maju, Adil dan Makmur.
Comments