Orang Ini bikin Geger Dunia!



Orang ini bukan ilmuwan, bukan artis, bukan juga politikus, juga bukan orang terkenal apalagi orang kaya sejagad. Orang ini tidak tinggal di desa, apalagi lagi di kota. Tapi orang ini bikin geger dunia! Semua orang dari penjuru dunia datang, jalan kaki, menunggu, bawa peralatan motret lengkap, hanya untuk melihat dan mendokumentasikan orang ini muncul dan makan. Orang ini tambah terkenal sewaktu media online, media cetak, baik nasional maupun internasional mempublish pembantaian mereka. Dunia kaget karena mereka dibantai demi sebuah perkebunan sawit. Ya! Orang ini adalah Orang Utan, hewan asli Indonesia yang hidup di Hutan Tropis, salah satunya di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Kalimantan Selatan.







Perjalanan menuju TNTP sudah mudah, aman dan nyaman. Dari Jakarta menggunakan pesawat menuju Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun yang ditempuh selama satu jam dua puluh menit. Atau bisa menggunakan kapal ferry selama 2 sampai 3 hari dari Jakarta/Semarang/Surabaya menuju Pelabuhan Kumai. Inilah titik nol perjalanan menuju TNTP.




Di Pelabuhan Kumai inilah perjalanan menuju TNTP dimulai. Menggunakan kapal kayu kapasitas 20 orang. Jika melihat gmaps, arahnya menuju Teluk Kumai, tapi kapal ini berbelok ke kiri menuju sungai yang lebih kecil. Nun jauh di ujung pertigaan sungai, ada patung orang utan sebagai landmark memasuki TNTP. Di sepanjang perjalanan, banyak ditemui kapal-kapal kayu sejenis yang membawa wisatawan asing. Ada yang berkelompok, ada juga yang hanya seorang diri. Terkadang, hidup itu butuh ketenangan. Dan, sepertinya bule yang sendiri itu akan mendapatkan semuanya di TNTP.








Sungainya bernama Sekonyer, kanan kirinya ditumbuhi tanaman nipah. Airnya tenang dengan warna coklat. Sekitar 2 jam, perjalanan kapal kayu ini sampai di camp pertama, bernama Pesalat. Sambil nunggu waktu memberi makan orang utan, wisatawan bisa menikmati pusat informasi orang utan, koleksi pepohonan seperti ulin, pasak bumi, rengas dan koleksi bambu yang tumbuh di tanah pasir pinggir sungai. Dan tibalah saatnya hiking menuju tempat orang utan makan. Perjalanan sekitar 10 sampai 20 menit menembus hutan tropis, melalui jalan setapak dan pepohonan yang rapat dan tinggi.
Di awal perjalanan, banyak ditemukan tanaman bambu. Banyak sekali wisatawan asing yang ikut jalan kaki membawa peralatan memotret yang lengkap dan canggih. Di ujung jalan setapak, orang-orang berkumpul, ada yang berdiri, ada yang duduk, ada yang sudah siap-siap dengan kameranya. Rupanya di sinilah tempat menonton Orang Utan makan, namanya 'feeding time'. Luar biasa hebatnya magnet Orang Utan dan kemasan atraksi menonton Orang Utan makan sehingga membuat orang lain dari berbagai penjuru dunia datang naik pesawat, naik Kapal Kayu, jalan kaki beribu-ribu meter dan menginap di Kapal Kayu berhari-hari.




























Ada tiga tempat untuk menikmati Orang Utan makan. Pesalat adalah tempat pertama yang terdekat dan bisa ditempuh dalam waktu kira-kira 3 jam menggunakan Kapal Kayu dari Pelabuhan Kumai. Jika berangkatnya pagi, maka menonton atraksi Orang Utan makan dilakukan jam 14 sampai jam 16. Malamnya menginap di Kapal Kayu. Tempat kedua adalah Pondok Tanggui. Ditempuh selama dua jam dari Pesalat. Di Pondok Tanggui, hiking nya lebih lama sekitar 3 km melalui jalan dua tapak yang terbuat dari kayu dengan sistem panggung kemudian masuk hutan. Di tempat ini, bisa menonton Orang Utan makan di pagi hari. Pulangnya melalui jalan tanah dua tapak yang di kanan kirinya banyak tumbuh tanaman pakis membentuk padang pakis. Sekitar jam sebelas siang, rombongan sudah kembali ke Kapal Kayu dan bersiap-siap menuju tempat ketiga yang merupakan tempat terakhir wisata Orang Utan TNTP.
























Tempat ketiga adalah Camp Leakey. Untuk menuju tempat terakhir ini, Kapal Kayu akan melewati sungai yang airnya merah coklat kehitam-hitaman, seperti air limbah dan air teh. Meskipun merah coklat hitam, airnya terlihat lebih bening di banding sungai sebelumnya yang berair coklat. Sekitar jam 1, sampailah di Dermaga Camp Leakey. Hiking menuju tempat menonton Orang Utan di sini lebih jauh lagi, selain melalui jalan panggung dan hutan, harus melewati jalan di lahan gambut padang pakis. Sorenya balik ke Kapal Kayu dan bermalam kembali di atas sungai yang tidak jauh dari dermaga Camp Leakey bagian bawah. Paginya kembali ke Pelabuhan Kumai. Sekitar jam 11.30 sampailah di Gerbang TNTP dan sebelum sampai Pelabuhan Kumai, menyempatkan untuk berfoto dengan background patung Orang Utan.












Selesai sudah petualangan selama 3 hari 2 malam di pedalaman Kalimantan Selatan. Petualangan dengan perjalanan seperti layaknya di film-film Tarzan. Menyusuri sungai dengan Kapal Kayu yang tidak kalah eksotiknya dengan Sungai Amazon dengan binatang-binatang liarnya seperti buaya, aneka jenis burung, ular, monyet dan lain-lain. Bedanya, di TNTP ini bisa melihat Bekantan dan Orang Utan yang merupakan hewan khas dan idola Kalimantan.




  
Ada sensasi tersendiri, dikala naik Kapal Kayu, menyusuri sungai yang tenang dan penuh misteri, kanan kirinya hutan tropis dengan pepohonan yang tinggi menjulang, berjalan di atas kayu, pasir, tanah, rumput dan lahan gambut dengan vegetasi yang beraneka ragam mulai dari rawa, mangrove, hutan sampai ke padang pakis. Tidur di atas Kapal Kayu yang tenang, hening dan diiringi musik alam dari bunyi-bunyi serangga dan hewan nokturno. Paginya, dibangunkan oleh suara burung yang berkicau saut-sautan dengan balutan kabut tipis yang menyelimuti Kapal Kayu. Di kapal ini tidak ada asisten, semuanya Kapten, jika ada penumpang dan berani membawa, ya jalan, jika ragu tidak usah, sama seperti bawa mobil.







bersambung.......

Comments

Popular posts from this blog

Pepadone Wong Serang, Kamus Base Jawe Serang

Kisah Gantarawang dan Abah Manta Sang Kuncen Terakhir

Asal Usul Jalan Kiyai Haji Sulaiman di Kota Serang Banten