Masjid Rebung Bambu
Bentuk massa mengambil filosofi morfologi rebung, yang artinya generasi baru yang muncul dan tumbuh menggantikan generasi lama. Ada 3 rebung dengan diameter yang sama yaitu 9 m, hanya tingginya yang berbeda, rebung yang ada pengimamannya tinggi 6 m, 2 rebung yang lainnya tinggi 9 m. Ketiga rebung tersebut melambangkan tiga kehidupan yang diciptakan oleh Allah S.W.T., yaitu Alam Nyata, Alam Ghaib dan Alam Arwah.
Masing-masing rebung terdiri dari 33 tiang dari bambu utuh, jadi jumlah total tiangnya ada 99 tiang yang merupakan nama-nama Allah dan sifat Nya. Tiang-tiang tersebut di anyam dengan enam cincin bambu yang melambangkan 6 masa penciptaan Langit dan Bumi dan bertemu dalam satu titik mengagungkan Zat yang Maha Kuasa.
Diantara cincin-cincin tersebut, terdapat bola-bola anyaman bambu dengan diameter 1 m, 2 m dan 3 m yang melambangkan benda-benda langit yang ada di Jagad Raya dengan dimensi berbeda-beda. Bola anyaman bambu diameter 3 m juga di tempatkan pada bagian yang berfungsi sebagai Mihrab yang melambangkan bahwa Manusia adalah khalifah di Bumi.
Ketiga rebung tersebut merupakan ruang utama yang berfungsi untuk tempat Sholat dan bisa menampung sekitar 250 Jama'ah. Bola-Bola anyaman di atas, selain melambangkan benda langit, juga berfungsi sebagai penerangan alami di waktu siang. Bagian luarnya dibungkus plastik bening yang dilapis resin. Untuk sirkulasi udara dan penghawaan alaminya, dibuat tabung dengan diameter 1.5 m di bagian bawahnya. Penutup atapnya menggunakan palupuh (bambu pecah) yang disusun seperti penutup atap genteng.
Di belakang ruang Sholat, ada ruang penunjang untuk tempat wudhu, toilet, locker, perpustakaan dan akses tangga menuju lantai dua yang digunakan sebagai tempat penyimpanan dan ruang pengelola.
Di sekeliling Bangunan Masjid Bambu, ada kanal yang melambangkan unsur air
dan merupakan salah satu identitas wilayah di Nusantara. Selain itu, unsur air di kanal ini berfungsi untuk mendinginkan lingkungan Masjid dan sebagai salah satu elemen penunjang sistem proteksi kebakaran.
Tim : Mukoddas Syuhada, Kemal Aziz dan Leonardo.
Comments