Cerita tentang Aliansi Bambu Hebat (A.Ba.H.) bagian kedua
A.B.N. adalah tempat pembelajaran tanpa batas ruang dan waktu. Hanya dalam waktu 2 tahun, A.B.N. banyak melahirkan ide-ide yang sangat membumi untuk Pelestarian dan Pemanfaatan Bambu seperti : Pasar Ekonomi Kreatif (PEKraf) Rumah Knockdown, Model Kurikulum Rekonstruksi Sosial, Karakter Bambu Nusantara (bambuNUSA), 2 Film Animasi dengan Karakter bambuNUSA, Logo bambuNUSA, Logo A.B.N., Logo Gemma Bambu Nusantara, aplikasi bambuNUSA, Sepeda bambuNUSA D'Goes, Program Wisata Edukasi Bambu Nusantara (webNUSA), Program Tabungan Emas Hijau, Taman bambuNUSA dan Dunia, Game bambuNUSA, Para Pegiat Bambu yang berjiwa EcoPreneur, Bibit bambuNUSA, Kebun Bambu, Workshop Bambu, Seminar Bambu, Kuliah Umum, Instalasi Bambu, Kerajinan Bambu, Solo Bamboo Biennale dan yang terakhir adalah Konsep Desa Bambu Milenial (sabumi), Pemecah Ombak Bambu dan Benteng Bambu 5 Lapis.
Sistem pembelajaran di A.B.N. berubah total ketika terjadi bencana angin puting beliung di jalan cendekia Tangsel. Fasilitas yang biasa digunakan untuk workshop setiap bulan, galerry, cafe, aula dan PEKraf, tahun 2017 hancur total terkena angin puting beliung dan sampai saat ini belum mendapatkan dana untuk restorasinya. Belum lagi ditambah bencana kedua yaitu gagalnya beberapa proyek, pemutusan sepihak kontrak kerja, tidak dibayarnya beberapa desain konstruksi bambu dan hantaman beberapa media, LSM dan APH terhadap founder A.B.N. Memang, tahun 2017 adalah tahun bencana bagi A.B.N. yang mengharuskan para pegiat bambunya dikembalikan ke wilayahnya masing-masing untuk efisiensi biaya, bahkan ada yang belum terbayar gajinya. Salah satu yang masih membuat Kami semangat adalah bambu-bambu yang ditanam di A.B N. sudah tumbuh dan menjadi Oase Lingkungan di tengah Kota Megapolitan Tangsel. Inilah oksigen dan mata air yang membuat A.B.N. masih eksis dengan kurikulum rekonstruksi sosialnya, memberikan workshop, pelatihan, seminar di tempat-tempat lain. Mendukung event-event berbasiskan bambu, memberikan kuliah online, membuat perpustakaan digital khusus bambu, membuat ebook yang bisa diakses oleh semua orang. Jadi, meskipun sarana prasarana fisik yang nilainya ratusan juta hancur, A.B.N. masih tetap bisa berbagi bambu dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Bersambung.......
Comments