Kisah Sang Jenderal
" Wahai Kaisarku yang ditakuti dan disegani di 8 penjuru mata angin, ada apa gerangan memanggilku, bukankah semua daratan sudah dikuasai.... "
" Jendralku yang gagah perkasa," kata Kaisar, "...semua wilayah sudah takluk di bawah kekuasaanku, jadi aku hanya ingin Jendral mengajarkan para selir-selir ku pelajaran baris berbaris..."
Dengan mengernyitkan alis sang Jendral bertanya,
"...untuk apa Kaisar..?"
"...supaya selir-selirku tahu disiplin..." jawab Kaisar tegas.
Akhirnya semua selir-selir Sang Kaisar dikumpulkan di sebuah ruangan yang besar. Di bawah komando Sang Jendral, para selir-selir itu dilatih untuk baris-berbaris. Namun yang terlihat bukannya sebuah barisan yang rapih, tapi selir-selir itu malah terkesan mencemooh dan mengejek bahkan ketawa sambil cekikikan manja.
Melihat tabiat selir-selirnya itu, Sang Raja membentak Jendralnya. "Jendral !!! kamu sanggup memimpin pasukan ribuan orang dan semua tunduk di bawah perintahmu. Tapi mengajari para selir-selirku kamu tidak sanggup!!! Jendral macam apa kamu !".
Sang Jendral pun pucat pasi, "...ampun Kaisar, kalau begitu hamba mohon diberikan kewenangan penuh...!!!
"....silahkan..! !! Saya kasih kamu kewenangan penuh seperti saya memberimu ribuan orang pasukan untuk menyerang musuh, tapi kalau kamu tidak berhasil, kamu akan saya penggal...!! !
Lalu, Sang Jendral pun memimpin kembali barisan selir-selir. Dan ternyata masih banyak selir-selir yang tidak mengindahkan perintah Sang Jendral. Karena sudah diberikan kewenangan penuh oleh Kaisar, maka Sang Jendral menyeret salah seorang selir kesayang Kaisar yang masih mencemooh, lalu dipenggallah kepala selir tersebut.
Melihat kejadian tersebut, Kaisar murka sekali, "...apa yang kamu lakukan Jendral..?? ?"
Dengan tenangnya Sang Jendral menjawab, "...saya sudah diberikan kewenangan penuh oleh Kaisar. Dan lihat dampaknya setelah saya penggal selir kesayangan Kaisar..."
Kaisar pun tertegun.
Dan akhirnya, para selir-selir itu mengikuti semua yang diperintahkan Sang Jendral dan tidak berani lagi mencemooh dan cekikikan manja.
Diambil dari kisah Jendral Tsun Zu, Three Kingdom.
Comments