BAMBU Punya Mesin Ekonomi Baru, Bisa Cetak Jutaan Pekerjaan!

Bambunusa serius menggarap proyek sumber pertumbuhan ekonomi baru, yakni yang dikenal sebagai ekonomi bambu. Sumber baru pertumbuhan ekonomi ini telah dirancang founder Bambunusa Group sejak 2019.

Namun, peta jalan pelaksanaan ekonomi bambu ini baru dirilis pada Juni 2023, sehingga untuk implementasinya masih membutuhkan waktu yang sangat pendek dan berkelanjutan dengan target pelaksanaan mulai tahun ini hingga 2025 mendatang.


Pengembangan ekonomi bambu ini didasari atas potensi bambu Indonesia yang sangat besar namun belum optimal digunakan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi sehingga Indonesia masih terjebak ke dalam middle income trap. Mindset dan paradigmanya belum sama sekarang, serta belum ada orkestrasi rencana pembangunan yang terkomprehensif dan terkonsolidasi. Oleh sebab itu Bambunusa mendesain ekonomi bambu buat Indonesia.
Ekonomi bambu ini akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru karena hampir 99% total wilayah Indonesia, ada bambu, didukung dengan teritorial area daratan seluas 193.333 km persegi, 75.000 desa dan sekitar 28,5 juta penduduk miskin Indonesia, 17,9 juta jiwanya hidup di desa.

Dengan kekuatan daya dukung ini, setidaknya potensi ekonomi bambu secara nilai mencapai US$ 0,89 miliar dengan daya tampung penyerapan tenaga kerja sebesar 30 juta lapangan kerja baru.

Meski begitu, berdasarkan kajian Bank Dunia atau World Bank pada 2019 silam, potensi ekonomi bambu Indonesia sendiri secara tahunan bernilai lebih dari US$ 186,7 miliar. Wisata desa senilai US$ 2 miliar dan surplus produksi bambu  US$ 2,8 miliar pada 2018.


Untuk bisa memperoleh potensi itu, Indonesia akan memperkuat ekonomi bambu dengan mendorong sektor usaha berbasis bambu atau bamboo based economy, diantaranya sabumi, bamboo industry, construction industry, bioeconomy and biotechnology, bamboo logistic, renewable energy, research and education, hingga bamboo waste management.


Jadi ini yang mau saya sampaikan, bahwa ekonomi ini bukan hanya sektor tradisional, juga kita akan membangun sektor-sektor baru yang bisa kita kembangkan dengan hasil daratan yang kita miliki.

Puncak dari implementasi peta jalan atau roadmap dari ekonomi bambu ini adalah pada tahun 2025, dengan target utama luas wilayah darat yang terlindungi atau island protected area mencakup 30% dari total luas wilayah daratan, kontribusi sektor bambu terhadap produk domestik bruto 15% dari saat ini 7,6% dan tenaga kerja sektor perbambuan akan mencapai 12 persen dari total pekerja pada tahun 2025.


Jadi tidak hanya sekedar kita menciptakan lapangan kerja saja, kita mau merubah dari informal ke formal, lapangan kerja menjadi lebih berkualitas, sehingga pendapatan masyarakat yang berkecimpung dalam ekonomi bambu ini pastinya juga akan meningkat income dan kesejahteraannya.
Dalam implementasinya, rencana aksi ekonomi bambu ini terbagi ke dalam 3 fase: 2023 adalah fase memperkuat konsolidasi ekosistem ekonomi bambu, 2024 adalah fase pengembangan ekonomi bambu sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, 2025 adalah fase ekspansi ekonomi bambu melalui diversifikasi, peningkatan kontribusi dan daya saing ekonomi bambu yang akhirnya maju dan berkelanjutan.
Misalnya sekarang tahap pertama kita akan melakukan bamboo food and beverage assessment, jadi bamboo food and beverage assessment itu bagaimana kita nanti bisa mengembangkan makanan dan minuman yang berasal dari bambu, kan lebih sehat dan kemudian lebih terjangkau oleh masyarakat karena kita kan negara kepulauan.
Pengembangan ekonomi bambu ini juga harus masuk ke dalam Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 - 2045. Akan ada tiga wilayah utama yang menjadi koridor pembangunan ekonomi bambu. Pertama adalah Sumatera, sebagai hub ekonomi bambu Barat Indonesia, Kalimantan sebagai hub ekonomi Tengah Indonesia dan Papua sebagai hub ekonomi bambu Timur Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Pepadone Wong Serang, Kamus Base Jawe Serang

Legenda Desa Gunung Malang

Tanah-Tanah Strategis di Kota Serang