Gunung Ijen, Pesona Si Api Biru dan Sunrise yang Menguras Energi dan Spiritual



Selama hidup, malang melintang naik turun gunung, baru Gunung Ijen ini yang betul-betul menguras energi dan mental spiritual saya. Pantas saja yang bisa melihat Si Api Biru (Blue Fire) dan menikmati Sunrise hanya wisatawan asing dan pemandunya. Meskipun Gunung Ijen tidak terlalu tinggi, 2.799 mdpl, wisatawan akan kehabisan energi dan mental jika harus menikmati Si Api Biru dan Sunrise dalam waktu 1 - 2 jam.






Coba bayangkan, jika ingin mendapatkan semuanya dalam satu waktu, mulai naik ke Ijen itu maksimal jam 01.30. Perjalanan mendakinya dengan medan yang cukup terjal sekitar 40° dan berdebu, membutuhkan waktu sekitar 1 - 2 jam. Begitu sampai di bibir kawah, harus turun lagi sedalam 200 m dengan medan yang sangat terjal sekitar 60° - 80°, berbatu dan oksigen yang tipis karena banyak asap belerang. Waktu terbaik buat melihat Si Api Biru adalah jam 02 sampai jam 04. Setelah itu naik lagi menuju puncak Gunung Ijen untuk menikmati Sunrise (waktu terbaik untuk menikmatinya adalah bulan Juli - Augustus). Perjalanan mendaki dari kawah sampai puncak Ijen kira-kira membutuhkan waktu 1 jam. Para wisatawan harus ekstra hati-hati karena medannya berdebu dan angin yang sangat kencang sekali. Gimana? Gemporkan....












Tidak heran jika wisatawan lokal hanya berhenti di salah satu puncak Gunung Ijen saja, atau paling maksimal menikmati Sunrise, lalu pulangnya naik troli atau ojek atau taxi jika ditawarkan ke wisatawan asing.
Selain melihat Si Api Biru yang hanya ada 2 tempat di dunia ini, satu lagi di Islandia, Pesona Keajaiban Gunung Ijen juga ada di para Penambang Belerang dan Sopir Troli. Para Penambang tersebut bisa dikatakan salah satu orang terkuat di dunia dengan risiko kematian yang sangat tinggi. Setiap hari mereka menambang belerang di sekitar kawah yang ada  Si Api Biru secara manual dan mengangkutnya sampai ketinggian 200 m dengan cara dipanggul. Masing-masing orang bisa mengumpulkan 1 - 2 kwintal tiap harinya. Harganya Rp. 2000/kg. Nah, kalau sopir troli beda lagi kekuatannya. Meskipun risikonya tidak setinggi penambang belerang, sopir troli ini harus punya tenaga besar dan teknik mengendalikan troli pada saat turun. Wisatawan bisa menggunakan jasa sopir troli dengan membayar Rp. 600.000 naik turun. Bisa lebih murah sekitar Rp. 50.000 - Rp. 250.000 tergantung cara nego dan jarak yang ditempuhnya.





Selain pesona-pesona yang sudah disebutkan di atas, Gunung Ijen juga memiliki pesona-pesona lainnya. Lebih detail dan lengkapnya bisa dilihat di akun youtube das albantani playlist Pesona Banyuwangi.

Comments

Light Talg said…
Mantap bgt kaks!

Kalau sempat main juga ke blog saya Cerita Alister N ya.... Makasih 🙏🙏

Popular posts from this blog

Pepadone Wong Serang, Kamus Base Jawe Serang

Kisah Gantarawang dan Abah Manta Sang Kuncen Terakhir

Asal Usul Jalan Kiyai Haji Sulaiman di Kota Serang Banten