Salah Satu Pusat Bambu Dunia itu adanya di Tangsel


Ini adalah tempat hebat, tempat yang sangat minimal membebani lingkungan, Oase di tengah hutan beton megapolitannya Tangsel. Tidak hanya banyak oksigennya, tetapi ditempat inilah ide-ide cerdas dan innovatif teknologi bambu muncul termasuk Pasar Ekonomi Kreatif yang dimulai tahun 2016 yang lalu dan berhenti tahun 2017 karena terkena bencana angin puting beliung dan baru mulai lagi di tahun 2019 ini. Dulu tahun 2017, Kami pernah mencoba mengirim proposal bantuan untuk merevitalisasi tempat ini, sayang sekali tidak lolos verifikasi. Kalau dulu, PEKraf nya masih sendirian, sekarang sudah bersinergi dengan semua stakeholder. Terima kasih buat Dinas Koperasi UKM, Dinas Pariwisata, Dinas Perkimta, Perguruan Tinggi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, pengusaha, Industri dan komunitas.

Di tempat ini, ada koleksi bambu Nusantara dan Dunia yang jarang sekali ditemui di Kota, seperti Betung, Hitam, Tutul, Budha (ditanam khusus oleh Bu Wali), Rambat, NeoLoleba, Madu, Dragon Bambu, Guadua, China, Jepang dan Sembilang.

Di tempat ini, sudah dihasilkan ribuan bibit bambu, ditanam di bumi Indonesia bahkan ada yang ditanam di Malaysia, termasuk di Tangsel untuk menghijaukan Bukit Sampah Cipeucang, jalur hijau, hutan kota, sempadan sungai, situ dan tandon. Meskipun ada beberapa bambu yang ditanam sama Kami, habis juga ditebang atas nama pembangunan.
Di tempat ini juga, Inovasi rumah layak huni, terjangkau dan ramah bencana alam dibuat, ada type 21, 36 dan 50 dengan sistem knockdown, Alhamdulillah bisa ikut membantu untuk korban bencana alam di Lombok, Palu Sigi Donggala dan terakhir di Banten dan Lampung. Dan yang masih dikaji adalah adanya permintaan dari Mexico sebanyak 20.000 unit rumah bambu knockdown. Inovasi Kami yang lain untuk meredam dahsyatnya energi gelombang tsunami adalah pemecah gelombang dari bambu dan benteng hijau bambu lima lapis yang akan dilakukan di Tanjung Lesung Pandeglang Banten.

Kami juga mengembangkan konsep SABUMI, Desa Bambu Milenial, mulai hunian, interior, meubel furniture, peralatan makan minum sampai aktivitasnya serba bambu, jadi ini akan jadi desa tematik yang akan mendatangkan banyak wisatawan. 

Selain itu, Inovasi sepeda bambu juga lahir di sini, ada yang dari bambu utuh, bambu laminasi dan kombinasi dari keduanya. Hanya sayang sepedanya belum menjadi pilihan Pak Jokowi untuk dibagikan ke anak-anak, karena masih mahal harganya, beberapa unit sepeda sudah dibeli untuk dikirim ke Belgia, Inggris dan Turki.

Di sini juga, sudah banyak dilahirkan pegiat-pegiat bambu yang berjiwa EcoPreneur, dan sekarang mengembangkan di daerahnya masing-masing seperti Pandeglang, Serang, Lebak, Tangerang, Lampung, Kepulauan Riau, Aceh, Sumut, Kalimantan, JaBar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku bahkan Papua, jadi hampir seluruh Indonesia. Mereka semua berjuang mengubah mindset masyarakat Indonesia tentang bambu yang selama ini menjadi simbol kemiskinan menjadi simbol kemapanan, emas hijau yang bisa menjadi salah satu solusi tercepat untuk pemerataan kesejahteraan Bangsa Indonesia. Karena bambu adalah material masa depan yang bisa menggantikan fungsi kayu, logam, benang, plastik bahkan energi fossil. Contohnya alat makan minum, kaos dan lain-lain.
Di tempat ini juga, dikembangkan Kurikulum Rekonstruksi Sosial, para pegiat bambunya diberi tantangan masalah-masalah sosial yang ada di lingkungannya dan harus diselesaikan dengan bambu, contoh jika lingkungannya gersang, sering terjadi tanah longsong dan banjir, bisa di atasi dengan cara menanam bambu. Masyarakat yang ingin belajar tentang bambu bisa datang di ABN ini tanpa dipungut biaya, bahkan kita beri penghasilan jika dia produktif menghasilkan karya, biaya operasionalnya didapatkan dari jualan produk bambu yang Kami hasilkan. Selain itu, Kami juga mengembangkan konsep Tabungan Emas Hijau Bambu, yaitu warga yang minat dengan TEH Bambu, cukup membeli bibitnya seharga Rp. 25.000/bibit, kemudian Kami tanam dan rawat sampai tumbuh, saat usianya sudah 3 tahun, bambu tersebut akan Kami panen untuk dijadikan produk bambu dan hasil panennya bisa diberikan dengan sistem bagi hasil.
Di tempat ini juga, telah dibuat 36 karakter bambu yang digunakan untuk edukasi dan sosialisasi kepada anak-anak sekolah dan masyarakat. Sudah ada 2 film animasi dengan karakter bambu yang di upload di YouTube dengan judul Gaya Hidup Ramah Lingkungan edisi Surgaku RumahKu dan Laskar Muda Lingkungan. Juga sedang dikembangkan Game Bambu, eBook dan perpustakaan digital bambu.
Di tempat ini juga, dikembangkan aplikasi bambunusa untuk database potensi bambu Indonesia dan Dunia. Sudah ada ribuan titik potensi bambu yang sudah Kami data. Hanya sayang, tahun 2018 sampai saat ini, Kami matikan dulu aplikasinya karena Kami tidak sanggup untuk bayar biaya sewa servernya.
Oleh karena itu, sejak tahun 2016 sampai 2017, tempat ini telah menjadi Magnet Ecotourism Bambu Dunia, pegiat-pegiat bambu dari dalam dan luar negeri datang ke sini. Bahkan pengusaha-pengusaha dari Serawak Kuching Malaysia, 2 Bus rombongan datang ke sini untuk belajar tentang bambu, sampai-sampai mereka merayu Kami untuk bertransmigrasi ke Malaysia, dengan iming-iming semua kebutuhan hidup dipenuhi dan dijamin lahir bathin. Alhamdulillah Kami tidak tergiur, Kami masih betah di Indonesia, di Banten, khususnya di Tangsel. 
Banyak juga Mahasiswa/I dari perguruan tinggi di Indonesia yang belajar dan magang di tempat ini, ITB, UI, BINUS, UPJ, UPH, ITI, MERCU BUANA, UNTAR, IPB dan lain-lain, bahkan dari luar negeri pun melakukan penelitian tentang bambu di sini. Jadi secara tidak langsung, tempat ini bisa dikatakan telah menjadi salah satu Pusat Bambu Dunia yang akan mendukung optimal penuh terwujudnya Visi Ibu Walikota menjadi Kota yang Cerdas, Berkualitas dan Berdaya Saing berbasis Teknologi dan Inovasi. Oleh karena itu, Kami berharap tempat ini bisa dijadikan sebagai Museum Bambu Nusantara pertama di Indonesia, sebagai laboratorium alam untuk penelitian dan pengembangan bambu sebagai material masa depan, sebagai etalase pemberdayaan ekonomi kreatif berbasiskan kearifan lokal. Mudah-mudahan Bekraf di tahun ini bisa mendukung sarana dan prasarananya melalui bantuan pemerintah untuk revitalisasi ruang kreatif seperti tempat ini.

Comments

Popular posts from this blog

Pepadone Wong Serang, Kamus Base Jawe Serang

Legenda Desa Gunung Malang

Tanah-Tanah Strategis di Kota Serang