Tidak perlu ke Arashiyama Jepang untuk Menikmati Hutan Bambu ini








Akhirnya, kesampaian juga saya mendatangi tempat Pak Budi di Bogor yang ada kebun bambunya setelah hampir  dua tahun berjanji, sejak Pak Budi dan istrinya mengikuti Workshop di Akademi Bambu Nusantara (ABN) 2 Kota Tangsel. Karena tempatnya di Jalan Raya Pasir Muncang Bogor dekat dengan Makam German, sudah pasti cuacanya dingin dan sering hujan. Tapi yang seru adalah akses jalannya yang cukup ngepas buat dua mobil, menanjak dan meliak-liuk serta melewati perkampungan dengan pemandangan alam yang instagramable.

Begitu sampai dan pintu pagar dari bambu dibuka oleh Pak Budi, saya langsung terpesona oleh deretan bambu cendani yang ada di halaman depan dan samping rumah Pak Budi. Ini kebunnya pak, ujar Pak Budi, silahkan pilih sendiri sesuai selera. Memang kedatangan saya ke tempat ini untuk membeli bahan baku bambu buat workshop furniture yang akan diadakan di ABN tanggal 5-9 Oktober 2017. Sebenarnya saya sudah tidak sabar untuk mendokumentasikan tempat Pak Budi ini menggunakan aplikasi bambunusa, hanya saya harus menahan diri dulu karena diminta untuk masuk ke dalam rumahnya untuk melihat dinding bambu cendani yang telah berusia 18 tahun dan tidak mengalami keropos serta tidak terkena hama bubuk.





















Akses masuknya dari tangga batu alam dengan gerbang rumpun bambu ampel dan cendani yang teduh dan romantis.  Saat melewati pintu utama, saya melihat motor antik, tadi pun di halaman depan ada rongsokan mobil serta rongsokan alat-alat pertanian.  Pak Budi langsung menunjukkan dinding cendaninya yang sudah berusia 18 tahun tapi masih bagus dan awet. Istrinya pun keluar menyambut saya dan terlihat kebahagiaan dari raut mukanya. Ah senangnya bisa membuat bahagia kedua orang tua ini yang sudah cukup lama menjadi member ABN.

Ada lagi yang unik dari tempat ini, yaitu mereka menangkap dan membudidayakan tokek! Wow, luar biasa sekali, binatang ini merupakan binatang yang banyak legenda ceritanya. Bunyi tokek selalu dijadikan buat permainan yang membutuhkan pilihan dari dua alternatif yang tersedia. Selain itu, konon katanya, jika kita kegigit tokek, maka baru bisa lepas kalau ada gledek sebanyak tujuh Kali. Namun, dibalik semua itu, ternyata tokek merupakan binatang yang punya nilai ekonomi tinggi dan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti HIV dan AIDS.

Setelah itu, barulah saya mengeksplore kebun bambu cendani Pak Budi. Wah ini sih bukan kebun, tetapi hutan bambu seperti di Jepang, Korea dan China, karena bambu cendani ini merupakan bambu monopodial dan tumbuhnya tidak berumpun seperti bambu Nusantara. Benar-benar surganya oksigen dan tidak perlu lagi jauh-jauh mengunjungi Hutan Bambu Arashiyama Jepang yang terkenal itu. Dibenak saya sudah terbayang untuk menjadikan tempat ini sebagai salah satu Wisata Edukasi Bambu Nusantara (webNUSA). Wisatawan bisa menginap di tenda yang sudah disiapkan dengan aktivitas outdoor, eksplorasi bambu menggunakan aplikasi bambunusa, menangkap tokek, melihat-lihat koleksi rongsokan mobil, motor, alat pertanian dan berinteraksi dengan keunikan dan kearifan lokal lainnya yang ada di tempat ini. Publikasinya bisa dengan memanfaatkan sosial media dan jaringan ABN.








Inilah peradaban nusantara yang unik dan eksotik yang tidak dimiliki oleh negara lain yang punya nilai jual tinggi dan bisa menggerakkan perekonomian rakyat. 

Comments

Popular posts from this blog

Pepadone Wong Serang, Kamus Base Jawe Serang

Kisah Gantarawang dan Abah Manta Sang Kuncen Terakhir

Asal Usul Jalan Kiyai Haji Sulaiman di Kota Serang Banten