Lambu Kibang, Kecamatan Paling Kaya di Indonesia



Lambu Kibang adalah kecamatan terkaya di Indonesia. Penduduknya ada 21.582 orang. Setiap penduduk rata rata punya uang di bank Rp. 2 Miliar. Lantas mengapa dia menjadi kecamatan terkaya di Indonesia?

Ketika tahun 2012 san, harga karet dunia terus mengalami penurunan, banyak penduduk kampung yang beralih profesi dan menjual lahan-lahan perkebunan karetnya. Bupati memberikan tawaran kepada penduduk kampung " Apa yang orang kota lakukan , kita bisa juga lakukan di kampung. Reformasi ekonomi Jokowi dengan Nawacitanya tidak hanya memberikan kesempatan kepada kota untuk maju, juga kepada kampung. Berkat dukungan kaum ahli dari  kota dan universitas yang memberikan binaan kepada pejabat kampung, 10 kampung di Kecamatan Lambu Kibang membuat perencanaan yang menyeluruh dari segala aspek.




Apa yang ditawarkan Bupati kepada penduduk kampung? Membentuk badan usaha dan setiap penduduk menyetor hartanya berupa tanah dan lain lain sebagai saham.  Saham ini dimanfaatkan untuk membangun Ekosistem Bambu yaitu perkebunan dan pembibitan bambu, pembangunan pabrik suplai chain industri kota seperti pabrik bambu press, kertas, tekstil dan biomass. Para penduduk kampung di samping mendapat gaji juga mendapat deviden. Namun Deviden tidak di berikan dalam bentuk uang semua tapi sebagian ditempatkan dalam bentuk saham.  Setelah berkembang, Perusahaan kampung listing di Bursa Efek Jakarta.







Sejak tahun 2025 lalu  Lambu Kibang menjadi magnet bagi kecamatan lain di Indonesia untuk menirunya. Kini, atau sejak 5 tahun terakhir, Lambu Kibang, 283 kilometer di Barat Laut Kota Jakarta di Provinsi Lampung,  menjelma menjadi kecamatan makmur. Warganya berseliweran dengan mobil-mobil built-up. Warga kampung punya rumah bagus rata-rata seluas 400 meter, saham komunal, punya minimal 1 mobil bagus, jaminan sosial yang kuat, hotel, agrobisnis, logistik, dan pabrik-pabrik seperti bambu press dan tekstil. Pendek kata, tak ada orang susah dan miskin di Lambu Kibang. Fasilitas publik dan kesejahteraan seperti pendidikan, kesehatan, kebutuhan pokok, disediakan begitu mengesankan oleh semacam pemerintahan yang dijalankan Komite Kecamatan.

Perkembangan kampung yang luar biasa justru mengundang penduduk kampung lain untuk bekerja. Namun mereka hanya pekerja bukan bagian dari pemilik perusahaan. Tentu kehidupan mereka berbeda sekali dengan penduduk asli Lambu Kibang. Bagi penduduk kampung yang  ingin pindah ke kampung lain di luar kecamatan, saham dan hartanya di kuasai oleh Kepala kampung tanpa ada hak ganti rugi. Sehingga tidak ada penduduk kampung yang ingin pindah. Para ekonom luar menuduh sistem ini sangat totaliter dan tidak kemanusiaan. Karena hak pribadi tidak diakui. Namun itulah TuBaBa. Memakmurkan orang tanpa membuat orang menumpuk uang di bank.

TuBaBa yang Visioner

Comments

Popular posts from this blog

Pepadone Wong Serang, Kamus Base Jawe Serang

Legenda Desa Gunung Malang

Tanah-Tanah Strategis di Kota Serang